Menurut beberapa orang, sindrom Havana disebabkan oleh serangan gelombang mikro Rusia.
Kantor berita AFP mewartakan, Blinken telah menunjuk dua tokoh senior untuk memimpin tanggapan dari Kementerian Luar Negeri.
Sindrom Havana secara resmi disebut anomali insiden kesehatan (AHI). Kasus pertamanya muncul pada 2016 di ibu kota Kuba.
Sejumlah diplomat AS dan Kanada mengalami sakit kepala parah, mual, dan kemungkinan kerusakan otak setelah mendengar suara bernada tinggi.
Sejak itu jumlah pejabat AS di korps diplomatik dan intelijen yang melaporkan pengalaman serupa di negara-negara termasuk China, Austria, Kolombia, dan Rusia, meningkat menjadi ratusan.
"Kami semua di pemerintah AS, dan terutama kami di Kementerian Luar Negeri, sangat fokus untuk mengetahui apa dan siapa yang menyebabkan insiden ini, merawat mereka yang terkena dampak, dan melindungi rakyat kami," kata Blinken.
Dia juga memaparkan, Kementerian Luar Negeri AS sudah mengatur pengobatan di Universitas Johns Hopkins bagi orang-orang yang terdampak, dan mengumpulkan data dasar dari para diplomat AS yang akan digunakan untuk menganalisis kasus-kasus.
Blinken menunjuk veteran Jonathan Moore untuk mengoordinasikan respons keseluruhan, dan Margaret Uyehara guna memastikan siapa pun yang melaporkan gejala mendapat perawatan medis penuh.
Menlu Blinken juga mengatakan, Kemlu AS menyebarkan teknologi baru di kedutaan untuk membantu mengevaluasi dan melindungi para staf dari ancaman yang dapat dikaitkan dengan kasus sindrok Havana.
"Kami memanfaatkan kapasitas penuh dari komunitas intelijen kami. Kami meminta para pemikir ilmiah terbaik di dalam dan di luar pemerintah" untuk memahami masalahnya, katanya.
Namun, beberapa ilmuwan meragukan teori serangan Rusia dan berkata, tidak hanya satu penyebab dari kasus-kasus yang dilaporkan.
Beberapa ilmuwan pun tidak menganggap penyebaran kasus sindrom Havana sebagai fenomena psikogenik massal ketika orang-orang mulai merasa sakit setelah mengetahui adanya ancaman kesehatan.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/08/055759870/menlu-as-janji-usut-sindrom-havana-yang-bikin-pejabat-sakit-misterius