Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahukah Negara Kaya Mana yang Tidak Punya Kebijakan Cuti Berbayar?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hampir semua negara, terutama negara kaya, memiliki kebijakan cuti berbayar nasional, misalnya untuk melahirkan.

Hingga Selasa (27/10/2021), AS adalah salah satu dari beberapa negara di dunia yang tidak memiliki cuti berbayar nasional, seperti dikutip New York Times.

Negara lainnya yang tidak memiliki kebijakan cuti berbayar selain AS adalah Papua Nugini, Suriname, dan beberapa negara kepulauan di Pasifik Selatan.

Namun, negara kaya ini mungkin segera mengubah kebijakannya. Disebutkan oleh New York Times, Kongres sekarang sedang mempertimbangkan 4 minggu cuti keluarga dan medis yang dibayar.

Meski durasinya dipotong dari 12 minggu yang awalnya diusulkan dalam rencana anggaran Demokrat.

Jika rencana tersebut menjadi undang-undang, negara kaya ini tidak akan lagi berada dalam daftar negara tanpa cuti berbayar nasional.

Menurut data dari Pusat Analisis Kebijakan Dunia di University of California, Los Angeles, dari 185 negara yang menawarkan cuti berbayar untuk ibu baru, hanya Eswatini (dulu disebut Swaziland), menawarkan kurang dari 4 minggu.

Dari 174 negara yang menawarkan cuti berbayar untuk masalah kesehatan pribadi, hanya 26 yang menawarkan 4 minggu atau kurang.

Secara global, rata-rata cuti hamil yang dibayar untuk seorang ibu (maternity leave) adalah 29 minggu, dan untuk seorang ayah (paternity leave) adalah 16 minggu, menurut data dari pusat tersebut.

Dari orang-orang yang mengambil cuti tidak dibayar di AS, lebih dari setengahnya melakukan tetap cuti karena mempertimbangkan masalah kesehatan mereka sendiri.

Sementara itu, bagaimana kebijakan negara-negara maju yang memberikan cuti berbayar?

Melansir The Guardian, menurut data dari 41 negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan dan Uni Eropa (OECD), ditemukan hanya setengah yang menawarkan gaji penuh kepada para ibu minimal 6 bulan, di antaranya 5 negara berikut ini:

1. Estonia: cuti berbayar 84 minggu dari total 166 minggu

Pekerja perempuan dengan gaji rata-rata di Estonia dapat mengambil cuti berbayar selama 21 bulan dalam bentuk cuti hamil dan cuti orangtua.

Setelah itu, pembayaran bulanan turun drastis sampai anak yang dilahirkan berusia 3 tahun.

2. Austria: cuti berbayar 49 minggu dari total 60 minggu

Wanita pekerja di Austria memiliki hak cuti berbayar selama 49 minggu dengan 8 minggu sebelum melahirkan dan 8 minggu setelahnya wajib cuti.

Karyawan dibayar penuh dengan mendapatkan fasilitas bersalin tanpa batas.

3. Jepang: cuti berbayar 36 minggu dari total 58 minggu

Pekerja wanita di Jepang memiliki hak cuti berbayar selama 9 bulan, 6 minggu di antaranya wajib cuti.

Mereka juga memiliki hak cuti orangtua yang dapat diambil oleh seorang ibu dan ayah, tetapi biasanya diambil oleh pihak wanita saja.

4. Swedia: cuti berbayar 35 minggu dari total 56 minggu

Swedia dimasukkan ke peringkat ke-17 oleh UNICEF sebagai negara paling ramah keluarga di dunia untuk cuti hamil. Para pekerja meiliki hak untuk cuti berbayar selama 35 minggu.

Wanita berhak atas 10 minggu cuti hamil setara dengan tarif penuh diikuti dengan 480 hari cuti orangtua.

5. Chile: cuti berbayar 30 minggu dari total 30 minggu

Semua karyawan wanita dengan kontrak tetap berhak untuk mengambil cuti, bahkan wajib mengambil cuti 6 minggu sebelum melahirkan dan 12 minggu setelahnya.

Setelah itu, pekerja wanita dapat mengambil 12 minggu lagi atau mentransfernya ke ayah anak.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/27/105156770/tahukah-negara-kaya-mana-yang-tidak-punya-kebijakan-cuti-berbayar

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke