Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

22 September 1980: Pecahnya Perang Irak-Iran

KOMPAS.com - 22 September 1980, perang antara Irak dan Iran pecah.

Selama sekitar delapan tahun, kedua negara saling serang, bermusuhan, hingga disebut jadi perang paling lama di era modern.

Perang terjadi saat angkatan bersenjata Irak mulai menginvasi wilayah Iran Barat, di sepanjang perbatasan kedua negara.

Dikutip dari Wikipedia, serangan terjadi karena Irak mengklaim bahwa pada September 1980, Iran menembaki pos perbatasan.

Tetangga tak selalu akur. Begitu pula Irak dan Iran. Sengketa perbatasan keduanya, berujung pada sentimen politik hingga akhirnya menjadi serangan.

Irak ingin menguasai Khuzestan, wilayah kaya minyak di perbatasan Iran. Di bawah instruksi Presiden Saddam Hussein, Irak berusaha merebut daerah itu.

Saddam juga ingin menegaskan kembali kedaulatan negaranya atas kedua tepi Shatt al-Arab, sungai yang terbentuk dari pertemuan Sungai Tigris dan Efrat.

Sungai ini jadi pembatas antara Irak dan Iran.

Saddam juga menuduh pemerintah Iran berusaha memicu bentrokan di antara penduduk Islam Syiah di Irak.

Angkatan Udara Irak lantas melancarkan serangan kejutan ke 10 pangkalan udara Iran.

Irak juga melancarkan invasi darat melalui tiga serangan, dan berhasil menguasai garis depan sepanjang 644 km.

Pasukan Irak memang berhasil merebut Kota Khorramshahr. Namun mereka gagal menduduki pusat penyulingan minyak penting di Abadan.

Pada Desember 1980, serangan Irak mulai melunak setelah berhasil masuk sekitar 80-120 km ke wilayah Iran.

Tak tinggal diam, Iran melakukan serangan balik dengan bantuan milisi revolusioner yang mendukung angkatan bersenjata utama Iran.

Pada 1981, Iran mulai mendesak Irak untuk menyerah.

Pasukan Iran mulai berhasil mendorong pasukan Irak kembali melintasi Sungai Karun di Iran. Pada 1982, Iran berhasil merebut kembali Khorramshahr.

Akhir 1982, Irak mulai secara sukarela menarik pasukannya dari wilayah Iran yang mereka rebut, dan mulai menjajaki kesepakatan damai.

Meski begitu, di bawah kepemimpinan Ruhollah Khomeini yang memiliki dendam pribadi dengan Saddam, Iran terus melakukan serangan balasan.

Tujuannya satu: menggulingkan Saddam.

Istilah Perang Tanker (Tanker War) kemudian muncul dalam rangkaian Perang Irak-Iran. Kedua negara saling menyerang kapal tanker pembawa minyak yang melintas di Teluk Persia.

Akibatnya, ekonomi kedua negara merosot tajam. Hancurnya sejumlah instalasi penting juga membuat produksi dalam negeri terhenti.

Penurunan pendapatan dan anjloknya nilai mata uang membuat program pembangunan ekonomi Irak dan Iran hampir terhenti.

Dalam perang ini, Irak secara terbuka mendapat dukungan dana dari Arab Saudi dan Kuwait, serta beberapa negara tetangga lainnya.

Belakangan diketahui, Irak juga mendapat dukungan dari AS dan Uni Soviet.

Sementara sekutu Iran saat itu adalah Suriah dan Libya, yang masih mengalami berbagai gejolak keamanan di dalam negeri.

Serangan senjata kimia Irak pun sempat terjadi pula pada Maret 1988 di sekitar desa warga Kurdi, Halabjah, menewaskan sebanyak 5.000 warga sipil.

Pada Agustus 1988 kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata melalui mediasi PBB.

Pada Agustus 1990, Irak dan Iran memulihkan hubungan diplomatik. Irak menyetujui persyaratan dari Iran untuk menyelesaikan perang delapan tahun yang menelan banyak kerugian itu.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/22/100631770/22-september-1980-pecahnya-perang-irak-iran

Terkini Lainnya

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke