Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Badminton Lebih Populer di Negara Asia dibanding Eropa?

KOMPAS.com - Siapa tak kenal badminton. Olahraga populer satu ini jadi kebanggaan sebagian besar negara di Asia.

Dilansir Sportsmole, tempat-tempat seperti China dan Indonesia adalah rumah bagi para pemain badminton terbaik dunia.

Itulah sebabnya mereka biasanya mendominasi sebagian besar acara internasional.

Meskipun ada beberapa pengecualian, sebagian besar negara Eropa bahkan tidak dekat dengan olahraga ini.

Negara-negara di benua ini sepertinya lebih tertarik pada sepak bola, bola voli, dan bola basket.

Hanya Denmark, Inggris, Swedia, dan Spanyol yang sejauh ini sering bersaing dengan negara-negara papan atas Asia di ajang badminton.

Masih dilansir Sportsmole, berikut beberapa alasan mengapa badminton kurang populer di negara Eropa.

Olahraga Lain Lebih Populer

Di Eropa, orang lebih memilih jenis olahraga lain dibanding badminton. Sebagian besar negara Eropa menyukai hal-hal seperti sepakbola, tenis, Formula 1, dan lain sebagainya.

Tentu saja, ada turnamen badminton, seperti Kejuaraan Badminton Eropa.

Tetapi sepertinya, itu masih belum cukup untuk mempopulerkan olahraga ini.

Pelatih dan Biaya

Tidak seperti sepak bola dan bola voli, olahraga badminton lebih mahal karena perlu membeli peralatan khusus, seperti kok, sepatu, raket, dan jaring.

Akibatnya, beberapa orang tidak mampu membelinya.

Selain peralatan, hal lain yang mungkin harus dihadapi sebagian orang adalah kursus pelatihan yang mahal.

Hal ini tidak terjadi di sebagian besar negara Asia, yang memang menjadikan badminton sebagai keseharian. Peralatan pun tersedia lengkap, dari yang murah sampai yang mahal.

Tidak Belajar dari Orang Tua

Sebagian besar anak-anak yang tumbuh di Eropa memainkan olahraga yang berbeda. Menariknya, sebagian besar anak-anak "mewarisi" hobi olahraga orang tua mereka.

Tentu saja sebagian besar orang di benua itu belum bermain badminton. Ini membuat anak-anak tidak tahu apa-apa tentang olahraga ini sampai mereka mencapai usia tertentu.

Menjadi pemain badminton profesional pun sangat sulit karena harus bersaing dengan orang-orang yang telah melakukan ini sejak mereka berusia enam tahun, terutama orang Asia.

Sulit Mencari Nafkah

Di Eropa, badminton bukanlah olahraga terkenal dengan kumpulan hadiah besar dan kesepakatan sponsor besar.

Meskipun ada beberapa acara besar yang dapat memberi pemain jumlah uang yang layak, tapi tidak sebesar apa yang bisa didapatkan pemain sepak bola atau tenis.

Itu sebabnya kebanyakan orang Eropa yang bermain badminton, melakukannya hanya untuk bersenang-senang.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/02/174406270/mengapa-badminton-lebih-populer-di-negara-asia-dibanding-eropa

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke