Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gelombang Panas Kanada Sebabkan 90 Persen Desa Lytton Kebakaran

OTTAWA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan mengakibatkan 90 persen desa di Kanada hangus di tengah gelombang panas yang mematikan.

Anggota parlemen Kanada, Brad Vis mengatakan kebakaran telah mengakibatkan kerusakan parah pada desa di Lytton, provinsi British Columbia, Kanada.

Jan Polderman, wali kota Lytton mengatakan kepada BBC bahwa ia "beruntung dapat keluar menyelamatkan diri".

"Tidak banyak yang tersisa di Lytton," ujar Polderman, seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (2/7/2021).

"Api ada di mana-mana," ungkapnya.

Polderman menyatakan dalam program Newshour BBC bahwa desanya ditelan "kobaran api".

Dia mengatakan bahwa api telah menyebar di seluruh desa hanya dalam waktu 15 menit, setelah ia memerintakan para warga untuk mengevakuasi diri.

Pada pekan ini, desa di Lytton telah mengalami suhu tertinggi di Kanada, yaitu 48,6 Celcius.

Suhu tinggi yang tidak normal telah dicatat di beberapa kawasan Amerika Utara.

British Columbia, di Kanada barat mencatat gelombang panas selama 5 hari mengakibatkan 486 kematian, jauh meningkat dibanding rata-rata 165 pada waktu normal.

Kepala Koroner Lisa Lapointe menyebutkan bahwa cuaca panas ekstrem yang menyebabkan peristiwa kebakaran di Lytton.

Banyak dari mereka yang meninggal, kata Lapointe, tinggal sendirian di rumah yang tidak berventilasi.

Suhu panas telah mereda di daerah pesisir Kanada, tetapi masih melanda di daerah pedalaman.

Sistem cuaca sekarang bergerak ke timur melewati Prairie, provinsi Alberta dan provinsi Saskatchewan dan sebagian Manitoba telah ditempatkan di bawah peringatan panas Lingkungan Kanada.

Apa yang terjadi di Lytton?

Warga yang melarikan diri dari rumah mereka yang kebakaran pada Rabu (30/6/2021), banyak yang tanpa membawa barang apa pun, karena api telah menjalar di desa yang berpenduduk 250 orang dan terletak di 260 km timur laur dari Vancouver.

"Dalam 15 menit seluruh desa lenyap di telan api," ujar Wali kota Polderman kepada BBC.

"Orang-orang pada dasarnya hanya mengambil hewan peliharaan mereka, mengambil kunci mereka, dan masuk ke mobil mereka dan melarikan diri," terangnya.

Ahli meteorologi CBC Johanna Wagstaffe melaporkan bahwa angin dengan kecepatan hingga 71 km/jam (44 mph) mendorong api ke utara, tempat permukiman pada Rabu malam waktu setempat (30/6/2021).

Udara panas, kering, dan berangin di daerah itu bisa berarti api bergerak dengan kecepatan 10 atau bahkan 20 km/jam.

Dalam sebuah unggahan media sosial pada Kamis (1/7/2021), anggota parlemen Brad Vis mengatakan bahwa dia tidak akan menghadiri kegiatan Hari Kanada karena dia akan menghabiskan waktunya untuk fokus menangani situasi darurat gelombang panas Kanada.

"Ada laporan beberapa cedera. Situsinya (darurat) sedang berlangsung," tulis Vis.

Warga korban kebakaran diarahkan ke wilayah terdekat, di mana pusat bantuan didirikan.

Sementara, British Columbia Wildfire Service mengalihkan kru dan peralatan dari daerah lain untuk menangani api di Lytton.

Jean McKay, salah satu warga yang meninggalkan komunitas First Nations di Kanaka Bar, sekitar 15 km dari Lytton, bersama putrinya yang berusia 22 tahun, Deirdre, mengatakan kepada CBC betapa sulitnya secara emosional meninggalkan rumah mereka.

"Saya menangis. Putri saya menangis. Dia berkata, 'Saya bahkan tidak tahu mengapa saya mengambil kunci saya. Kita bahkan mungkin tidak punya rumah,'" ungkap McKay.

"Saya berkata, 'Ya, saya tahu. Selama kita bersama, kita akan bertahan.' Saya hanya berdoa agar rumah kita baik-baik saja," terangnya.

"Anda bahkan tidak bisa memahaminya," kata pengungsi Lytton, Edith Loring-Kuhanga kepada CBC Radio. "Seluruh kota kita hilang."

Sebelum kebakaran, Lytton telah mencatat suhu tertinggi yang pernah terjadi di Kanada dalam 3 hari berturut-turut.

Bagaimana kondisi panas di wilayah lainnya?

Di Vancouver, kota terbesar di British Columbia, gelombang panas diyakini menjadi faktor penyebab kematian 65 orang sejak Jumat (25/6/2021).

Kota ini telah membuka 25 pusat pendingin ber-AC, di mana orang-orang beristirahat atau bekerja dari laptop mereka.

"Saya tidak memiliki AC, hanya kipas angin di rumah, saya datang ke sini hanya untuk bekerja di tempat yang sejuk," kata seorang wanita, yang menyebut namanya hanya sebagai Lou, kepada kantor berita AFP.

Di negara bagian Oregon AS, pejabat kesehatan mengaitkan lebih dari 60 kematian karena cuaca panas yang ekstrem.

Sementara di negara bagian Washington, gelombang panas dikaitkan dengan kematian 20 orang, menurut laporan Associated Press (AP).

Seattle, Portland dan kota-kota lain memecahkan rekor panas sepanjang masa, yang naik di atas 46 Celcius di beberapa tempat.

Baik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden AS Joe Biden memperingatkan ancaman kebakaran hutan.

Biden mengatakan kepada gubernur negara bagian AS barat bahwa itu "sangat parah seperti yang pernah terjadi".

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/02/150557470/gelombang-panas-kanada-sebabkan-90-persen-desa-lytton-kebakaran

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke