Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemuda Myanmar Sebar “Molotov” Lawan Pemutusan Internet Junta

Selama 56 hari berturut-turut telah terjadi pemutusan internet di Myanmar yang dilanda kudeta, menurut kelompok pemantau NetBlocks.

Negara itu berada dalam kekacauan sejak pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta 1 Februari.

Aksi tersebut memicu pemberontakan massal, dan dibalas dengan tindakan keras aparat yang dengan brutal menewaskan 700 warga sipil.

Lynn Thant (33 tahun), bukan nama sebenarnya, adalah orang yang memulai penerbitan buletin ilegal ini. Untuk menarik perhatian kaum muda, namanya dibuat unik yaitu Molotov.

"Ini adalah tanggapan kami terhadap mereka yang memperlambat arus informasi - dan itu merupakan ancaman bagi kami," katanya kepada AFP diwartakan Minggu (11/4/2021).

Ribuan pembaca di seluruh negeri bisa mengunduh versi PDF dari publikasi tersebut. Sementara salinan fisiknya didistribusikan ke seluruh lingkungan di Yangon dan Mandalay dan daerah lainnya.

Lynn Thant sadar akan risiko yang mengintainya.

Polisi dan tentara menangkap lebih dari 3.000 orang sejak kudeta tersebut, menurut kelompok pemantau lokal Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Sekitar 180 selebriti terkenal termasuk aktor, penyanyi, dan influencer media sosial berada dalam daftar surat perintah penangkapan.

Mereka bisa menghadapi hukuman penjara tiga tahun jika terbukti menyebarkan perbedaan pendapat terhadap militer.

"Jika kita menulis literatur revolusioner dan mendistribusikannya seperti ini, kita bisa berakhir di penjara selama bertahun-tahun," katanya, wajahnya disembunyikan dengan topeng Guy Fawkes yang dipopulerkan oleh film distopia "V for Vendetta".

Tapi menurutnya jika salah satu dari timnya ditangkap, ada anak muda lain yang akan terus memproduksi buletin Molotov.

“Bahkan jika salah satu dari kita terbunuh, orang lain akan muncul ketika seseorang jatuh (tewas). Buletin Molotov ini akan terus ada hingga revolusi berakhir dan berhasil."

Dia mengatakan sejauh ini publikasi tersebut telah menjangkau lebih dari 30.000 orang di Facebook. Pembaca utamanya adalah para aktivis Generasi Z.

Salinan buletin juga didistribusikan di bawah radar di pasar.

Myanmar hidup di bawah kekuasaan militer selama 49 tahun sebelum beralih ke demokrasi pada 2011.

Negara ini memiliki sejarah panjang publikasi “bawah tanah" yang berusaha menghindari penindasan junta.

Media independen berada di bawah ancaman, dengan 64 jurnalis ditangkap sejak kudeta dan 33 masih ditahan, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.

Junta juga mencabut izin lima media

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/11/172145470/pemuda-myanmar-sebar-molotov-lawan-pemutusan-internet-junta

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke