Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Lancarkan Kampanye Menyesatkan Tentang Vaksin Covid-19 Selain Produksinya

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi temuan itu kepada CNN pada Minggu (7/3/2021).

Menurutnya, Global Engagement Center (GEC) mengidentifikasi tiga outlet Rusia yang dimaksud, yaitu News Front, New Eastern Outlook dan Oriental Review.

Ketiganya disebut tidak hanya menyebarkan informasi yang salah tentang virus, tetapi juga mengenai organisasi internasional, konflik militer, protes. Termasuk juga masalah memecah belah lainnya yang dapat dieksploitasi Rusia.

Situs-situs ini semua bervariasi dalam jangkauan, nada, dan audiensnya. Tetapi semuanya menyebarkan propaganda dan disinformasi Rusia.

“Penemuan Departemen Luar Negeri tentang hubungan antara situs-situs ini dan Intelijen Rusia adalah hasil dari kesimpulan antarlembaga bersama," ungkap Juru Bicara Pemerintah AS itu.

Menurut keterangan dalam situsnya, GEC memimpin upaya untuk mengenali, memahami, mengekspos, dan melawan propaganda asing dan non-negara. Termasuk tentang upaya penyebaran informasi yang salah dengan maksud untuk merusak atau memengaruhi kebijakan, keamanan, atau stabilitas AS, sekutunya, dan negara mitranya.

Kampanye menyesatkan itu dilakukan saat AS dan negara lain berlomba untuk memvaksinasi penduduk menggunakan tiga vaksin yang dikembangkan dalam waktu singkat, oleh pembuat obat Pfizer/BioNTech, Moderna dan Johnson and Johnson.

Pejabat AS telah bekerja untuk meningkatkan kepercayaan pada vaksin Covid-19 tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya penelitian awal menunjukkan tingkat keraguan terhadap vaksin mengkhawatirkan di antara beberapa orang.

Saat ini, kepercayaan masyarakat pada vaksin Covid-19 mulai tumbuh seiring dengan kemajuan peluncuran vaksin Covid-19 di berbagai negara.

Seorang juru bicara Kremlin membantah pemberitaan yang pertama kali dilaporkan The Wall Street Journal ini. Rusia menyatakan badan intelijen negara itu menentang kampanye disinformasi.

"Ini tidak masuk akal. Layanan khusus Rusia tidak ada hubungannya dengan kritik terhadap vaksin," kata juru bicara Dmitry Peskov kepada surat kabar tersebut.

The Wall Street Journal melaporkan media pemerintah Rusia dan akun Twitter pemerintah Rusia telah melakukan upaya terbuka untuk menyampaikan kekhawatiran tentang biaya dan keamanan vaksin Pfizer.

Para ahli di luar pemerintah AS mengatakan hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjatuhkan penjualan saingan vaksin Rusia Sputnik V.

Laporan Alliance for Securing Democracy mengatakan disinformasi dikhususkan untuk merendahkan Pfizer. Ini kemungkinan karena statusnya sebagai vaksin pertama selain Sputnik V yang digunakan secara massal.

Distribusi Pfizer dipasar disebut menghasilkan potensi ancaman yang lebih besar terhadap dominasi pasar Sputnik, ungkap laporan yang dilansir The Wall Street Journal tersebut

Salah satu outlet dalam kampanye disinformasi, News Front, menggunakan laporan internasional untuk mempermainkan pemberitaan.

Hoaks yang diberitakan antara lain soal adanya "risiko bahwa seseorang yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna Inc dapat tertular Bell's palsy. Penyakit ini menyebabkan otot-otot wajah menjadi lumpuh.

Padahal The Wall Street Journal mencatat sementara ini sangat sedikit efek samping yang telah dilaporkan oleh penerima vaksin Covid-19 itu. Vaksin tersebut bahkan disebut sangat aman dan efektif.

Kepada surat kabar itu Pamela Eisele, juru bicara Pfizer mengatakan sejauh ini jutaan orang telah divaksin dengan vaksin buatan perusahaannya menyusul pengesahan dari regulator di banyak negara.

Seorang juru bicara Moderna tidak segera menanggapi permintaan komentar Journal.
Cerita ini telah diperbarui dengan pelaporan tambahan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/08/180922570/rusia-lancarkan-kampanye-menyesatkan-tentang-vaksin-covid-19-selain

Terkini Lainnya

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke