Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Asing Dilarang Masuk Jepang Sampai Akhir Januari 2021

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang memberlakukan larangan masuk bagi semua warga negara asing bukan penduduk, melansir AP pada Minggu (27/12/2020).

Aturan itu berlaku sebagai tindakan pencegahan terhadap varian baru virus corona, yang berpotensi lebih menular dan telah menyebar ke seluruh Inggris.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan larangan masuk akan dimulai Senin (28/12/2020), dan berlangsung hingga 31 Januari.

Pekan lalu, Jepang melarang orang asing bukan penduduk yang datang dari Inggris dan Afrika Selatan.

Larangan dilberlakukan setelah mengonfirmasi varian baru virus corona dari tujuh orang, dalam dua hari terakhir. Terdapat lima orang dari Inggris dites positif di bandara dan dua lainnya di Tokyo.

Jepang juga menangguhkan pembebasan karantina 14 hari, untuk warga negara Jepang. Termasuk juga bagi warga asing yang menetap dalam program jangka pendek, yang dimulai pada November.

Para peserta sekarang harus membawa bukti tes negatif 72 jam sebelum keberangkatan ke Jepang. Selanjutnya, mereka diwajibkan melakukan isolasi mandiri selama dua minggu setelah kedatangan.

Personel militer Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Jepang, dengan Status Perjanjian Pasukan dibebaskan dari persyaratan pengawasan paspor dan visa Jepang, akan diizinkan memasuki negara itu untuk tugas atau alasan lain. Tapi mereka tetap harus mengikuti aturan karantina.

Kasus Covid-19 di Jepang terus melonjak sejak November. Negeri Matahari Terbit itu telah mengonfirmasi 217.312 kasus, termasuk 3.213 kematian.

Sementara di tempat lain di kawasan Asia-Pasifik, Korea Selatan memutuskan untuk tidak segera memberlakukan aturan pembatasan yang lebih ketat di ibu kota. Padahal kasus virus corona mengalami lonjakan di Seoul.

Area tersebut saat ini menjalankan aturan pembatasan tertinggi kedua. Ada seruan untuk menaikkan batasan ke level tertinggi, tetapi pemerintah enggan melakukannya karena kekhawatiran tentang ekonomi.

Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol mengatakan pada Minggu (27/12/2020), pemerintah akan mempertahankan pembatasan saat ini di wilayah Seoul hingga 3 Januari.

Dia mengatakan tingkat aturan jarak tertinggi ketiga yang diberlakukan di wilayah lain juga akan tetap berlaku hingga 3 Januari.

Kwon menyatakan Korea Selatan mencatat rata-rata 999 kasus baru per hari minggu lalu, dengan 690 kasus di wilayah Seoul.

Di bawah aturan saat ini, kelub malam, ruang karaoke, pusat kebugaran, dan sekolah asrama di wilayah Seoul telah menghentikan operasi.

Sebagai langkah tambahan, pihak berwenang pekan lalu melarang pertemuan sosial lebih dari lima orang. Resor ski dan tempat wisata lainnya juga diperintahkan untuk ditutup.

Pembatasan ketat akan menutup ratusan ribu lebih bisnis dan memerintahkan perusahaan agar semua karyawan yang tidak penting bekerja dari rumah.

Korea Selatan telah melaporkan 56.872 kasus secara keseluruhan, termasuk 808 kematian.

Sedangkan Pejabat Beijing melaporkan lima kasus virus corona baru yang ditularkan secara lokal, ketika pihak berwenang bergegas untuk menguji warga secara massal.

Kelima kasus, terkait dengan infeksi sebelumnya, berada di distrik kota Shunyi. Sejak itu, kota tersebut mengaktifkan rencana tanggap darurat termasuk pengujian massal, pelacakan sumber, dan melakukan desinfeksi.

Hingga Sabtu siang (26/12/2020), lebih dari 120.000 telah menjalani uji virus corona. Pihak berwenang berencana untuk menguji 800.000 orang di distrik tersebut.

Secara terpisah, para pejabat melaporkan empat kasus yang ditularkan secara lokal di kota pelabuhan timur laut Dalia. Lebih dari 4,75 juta orang dites di sana, setelah lebih dari 20 kasus dikonfirmasi bulan ini.

Tercatat ada 22 kasus baru dalam 24 jam terakhir, termasuk 10 kasus impor dan 12 kasus domestik di China. Negeri Tirai Bambu itu sejauh ini melaporkan total 86.955 kasus, dengan 4.634 kematian.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/28/150310070/warga-asing-dilarang-masuk-jepang-sampai-akhir-januari-2021

Terkini Lainnya

Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Global
Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Global
Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke