Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Pilpres AS 2020: Biden Tinggal Tunggu Nevada dan Bersabar, Trump Masih Harus Banyak Cemas

KOMPAS.com — Penghitungan akhir di negara-negara bagian penentu hasil Pemilu Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2020 makin menegangkan. Meski Biden tinggal kurang enam suara electoral vote untuk memenangi Pilpres AS 2020, sport jantung masih panjang.

Hingga Jumat (6/11/2020) pukul 13.00 WIB, empat negara bagian penentu yang belum memberikan hasil konklusif adalah Pennsylvania (20 poin electoral vote), Carolina Utara (15), Georgia (16), dan Nevada (6).

Dari keempat negara bagian penentu itu, hanya Nevada yang terpantau menempatkan Joe Biden memimpin perolehan suara atas Donald Trump. Namun, kemenangan di Nevada akan memastikan dia jadi Presiden AS hasil Pilpres AS 2020. 

Di kubu sebelah, Trump harus memenangi keempat negara tersebut untuk memenangi Pilpres AS 2020, bahkan jika suara Alaska (3 electoral vote) yang juga belum konklusif pasti dia genggam.

Biden tinggal tunggu Nevada

Jika Nevada digenggam Biden, apa pun hasil di negara bagian lain, sudah pasti Biden memenangi Pilpres AS 2020.

Dengan posisi Biden unggul 264 poin electoral vote atas Trump yang baru mendapat 214 electoral vote, poin Nevada adalah pemberi kepastian kemenangan itu dengan akumulasi tepat 270 poin, jumlah minimal yang dibutuhkan.

Namun, hingga Jumat pukul 13.00 WIB, penghitungan di Nevada baru menjangkau 84 persen suara pemilih di popular vote. Biden terpantau unggul dengan 49,4 persen popular vote atas Trump yang mendulang 48,5 persen. 

Angka di Nevada juga masih berkejaran dan tetap bisa saja berbalik arah angin, walaupun sejarah Nevada adalah basis Demokrat.

Meski demikian, sembari menanti hasil Nevada, Biden masih bisa berharap juga dari tiga negara bagian penentu lain, terutama Georgia dan Pennsylvania.

Saat ini, kedua negara bagian tersebut masih berwarna merah muda di peta live tracker Associated Press. Artinya, Trump masih memimpin. Namun, dari pergerakan detailnya, Biden punya peluang untuk menyalip Trump di tikungan terakhir.

Andai salah satu dari dua negara bagian ini dimenangi Biden, Nevada pun bahkan tak perlu ditunggu lagi untuk kepastian kemenangan Biden. 

Trump masih harus banyak cemas

Untuk memenangi Pilpres AS 2020, Trump harus menyapu bersih suara di keempat negara bagian penentu plus Alaska. Salah satu saja lepas, Trump harus mengucapkan selamat tinggal kepada Gedung Putih.

Yang terjadi, di tiga negara penentu selain Nevada yang posisi Trump saat ini masih memimpin pun kejar-kejaran angka tak bisa diprediksi hasil akhirnya.

Angka di Georgia yang sejak Kamis (5/11/2020) sudah masuk ke penghitungan 99 suara pemilih di popular vote pun masih terus bergerak meski di level persepuluhan persen dukungan.

Bahkan, sejak Jumat pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, kedua kandidat sama-sama mendapat dukungan 49,4 persen suara.

Peta Georgia masih berwarna merah muda di pantauan live Associated Press karena Trump unggul dari jumlah satuan suara popular vote atas Biden. Trump terpantau mengumpulkan 2.447.343 suara popular vote, sedangkan Biden 2.445.568 suara.

Trump juga belum boleh menarik napas di Pennsylvania. Meski Trump terpantau masih unggul 0,3 poin atas Biden di popular vote, penghitungan suara di Pennsylvania baru mencakup 95 persen suara pemilih di popular vote. Sudah begitu, angkanya hanya terpaut tipis itu tadi. 

Hingga Jumat pukul 13.00 WIB, Trump mendapat dukungan 49,6 persen suara popular vote di Pennsylvania, sedangkan Biden 49,3 persen. 

Situasi serupa terjadi pula di Carolina Utara. Unggul sementara dengan jarak dukungan lebih lebar, Trump belum boleh memastikan negara bagian ini dimenangi. Sebab, penghitungan suara pun baru 94 persen dengan selisih dukungan hanya 1,4 persen.

Hingga Jumat pukul 13.00 WIB, Trump memimpin di Carolina Utara dengan 50,1 persen suara popular vote dan Biden mengantungi 48,7 persen suara. 

Tentu, Trump dan kubu Republikan tak mau mengulang kejadian di Michigan, yang berbalik arah angin di saat-saat terakhir.

Hingga 87 persen suara popular vote masuk, Trump terus memimpin di Michigan, setidaknya dalam rekam data Kompas.com pada Senin (4/11/2020) pukul 18.00 WIB.

Saat itu, posisi Trump memimpin dengan 49,9 persen popular vote, sedangkan Biden baru di posisi dukungan 48,5 persen.

Namun, hanya dalam hitungan jam, arah angin berbalik dan hasil akhir menempatkan Biden unggul atas Trump di Michigan.

Rekam data Kompas.com pada Selasa (5/11/2020) pukul 00.30 WIB, saat suara popular vote yang dihitung tercatat 96 persen, keunggulan Biden sudah tercatat.

Saat itu, Biden telah mendapatkan 49,5 persen popular vote, sedangkan Trump 49 persen. 

Dalam pantauan terkini, Jumat pukul 13.00 WIB, dukungan Biden di Michigan pun makin kokoh, dengan suara popular vote yang dihitung sudah di posisi 99 persen.

Biden unggul dengan 50,6 persen suara popular vote, sedangkan Trump mengantungi 47,9 persen suara.

Suara Biden dan Trump sejauh ini

Dikutip dari New York Times, Biden menyebut kesabaran adalah salah satu bagian krusial dalam proses demokrasi seperti ini.

"Demokrasi kadang-kadang berantakan. Kadang-kadang, demokrasi butuh kesabaran juga," ujar Biden, Kamis, di sela penghitungan suara yang dia ikuti di Delaware. 

Terpisah, Trump menuding penghitungan suara yang digelar dan dipublikasikan banyak lembaga, termasuk media massa sebagai penghitungan ilegal.

"Luar biasa sekali penghitungan begitu berpihak ke satu pihak," kata Trump dari Gedung Putih, seperti dilansir New York Times. 

Dalam pernyataan tertulis, Trump juga menyatakan pemilu kali ini mencuranginya.

Pantau pergerakan detail data Pilpres AS 2020 di JEO Kompas.com Hasil Pilpres 2020 Trump vs Biden dalam peta dan data interaktif yang bisa disimak lewat layar ponsel. 

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/06/141138870/hasil-pilpres-as-2020-biden-tinggal-tunggu-nevada-dan-bersabar-trump

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke