Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Balasan Iran, Setelah Diancam Kasar Trump "Don't F... With Us"

TEHERAN, KOMPAS.com - Seorang pejabat senior Iran memberikan tanggapan atas ancaman kasar "If you f*ck around with us" dari Presiden Donald Trump terhadap Republik Islam, yang telah ditekan Amerika Serikat dengan pembatasan ekonomi dan ancaman militer.

Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Rush Limbaugh pada Jumat (9/10/2020), Trump melontarkan kata kasar itu kepada pemerintah Iran, seperti yang dilansir dari Newsweek pada Jumat (9/10/2020).

Trump menuduh mereka kelompok militan, menargetkan serangan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah dan diam-diam mengejar senjata nuklir.

"Jika Anda macam-macam terhadap kami, jika Anda melakukan sesuatu yang buruk kepada kami, kami akan melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya kepada Anda," ancam Trump yang positif Covid-19, yang berdebat dengan Teheran.

Alireza Miryousefi, juru bicara misi permanen Iran untuk PBB, membalas tak lama kemudian, dan menepis kata-kata pemimpin AS itu sebagai kepentingan pemilihan presiden AS 2020.

"Upaya Trump untuk menampilkan dirinya sebagai orang yang tangguh tidak mengejutkan karena pemilihan Presiden di Amerika semakin dekat," kata Miryousefi kepada Newsweek.

Dia mengatakan Iran dan rakyatnya tidak akan mundur dalam menghadapi Trump, baik terhadap ancaman kasarnya, keputusan pelipatgandaan sanksi yang mencekik sektor keuangan Iran, maupun aksi militer, seperti pembunuhan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani pada Januari di Irak.

"AS sedang melancarkan perang ekonomi yang kejam dan ilegal, serupa dengan terorisme ekonomi, terhadap rakyat Iran," kata Miryousefi.

"AS juga secara pengecut membunuh jenderal Suleimani, seorang pahlawan dalam perang melawan Daesh dan teroris lainnya, sementara dia adalah tamu resmi pemerintah Irak dalam misi perdamaian," lanjutnya.

"Rakyat Iran telah terbukti tangguh dan tidak terintimidasi oleh retorika yang tidak pantas, tidak bertanggung jawab, dan kosong," tambahnya.

Miryousefi kemudian mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, "Jangan pernah mengancam orang Iran!"

Zarif mengucapkan kata-kata tersebut selama negosiasi alot pada 2015 yang menghasilkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yang lebih dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

Perjanjian tersebut, yang disahkan oleh AS dan Iran, serta China, Perancis, Jerman, Rusia, dan Inggris, mencabut sanksi internasional terhadap Iran sebagai ganti negara Iran yang mengekang produksi nuklirnya.

Di bawah Trump, justru Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018. Sejak itu AS terus memberlakukan langkah-langkah yang dirancang untuk mengisolasi ekonomi Iran, merusak hubungan perdagangannya, dan membuat mata uangnya anjlok.

Sanksi terbaru dan luas melanda bank-bank besar Iran setelah apa yang AS sendiri anggap sebagai akhir dari kesepakatan Iran, sebagai hasil dari permintaan resmi ke PBB oleh pemerintahan Trump.

Baik PBB maupun pihak lain dalam perjanjian nuklir tidak mengakui keputusan AS, tetapi Iran tetap merasakan pukulannya.

"Di tengah pandemi Covid-19, rezim AS ingin meledakkan saluran kami yang tersisa untuk membayar makanan dan obat-obatan," kata Zarif dalam Twitter pada Kamis.

"Iran AKAN selamat dari kekejaman terbaru ini," bantahnya.

"Tapi, bersekongkol untuk membuat penduduk kelaparan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Pelaku dan pendorong yang memblokir keuangan kami AKAN menghadapi keadilan," lanjutnya.

Namun, kerusakan yang terjadi pada Iran telah menjadi sumber kebanggaan bagi pemerintahan Trump.

Ia menganggap Iran sebagai "negara sponsor terorisme terbesar di dunia." Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memuji "kemajuan nyata" presiden dalam menghadapi Teheran sejak menjabat pada 2017.

"Kami telah menyangkal kekayaan puluhan miliar dollar AS untuk para teroris yang mengancam Israel dan mengancam Eropa serta mengancam Amerika Serikat," kata Pompeo kepada pembawa acara radio Larry O'Connor dalam sebuah wawancara pada Jumat.

Diplomat tertinggi AS itu mengatakan masih ada "lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan".

"Kami bertujuan untuk melanjutkan dan kami berharap bahwa 4 tahun lagi akan memberikan hasil yang sangat baik," kata Pompeo.

Ada pun beberapa hal yang akan dilancarkan AS, di antaranya adalah peningkatan keamanan untuk Timur Tengah, rakyat Israel, dan kawasan yang tidak terlalu stabil, sehingga rakyat Amerika Serikat tidak memiliki ancaman juga.

Masa jabatan Trump juga ditandai dengan peningkatan ketegangan yang parah di kawasan Teluk Persia dan Selat Hormuz, titik penghubung minyak maritim terpenting di dunia.

Gedung Putih telah berjanji untuk membawa perdagangan Iran ke titik nol, sebuah poin kebijakan yang telah mendorong ancaman Iran untuk menutup rute perdagangan penting.

Namun Iran terus mencari mitra, termasuk Venezuela yang masuk daftar hitam AS.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/11/205632070/ini-balasan-iran-setelah-diancam-kasar-trump-dont-f-with-us

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke