Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trump Hanya Bayar Pajak Penghasilan Sebesar Rp 11 Juta pada 2016

Kabar itu diungkapkan harian terkemuka New York Times, yang melaporkannya setelah mengutip data surat pemberitahuan pajak selama 20 tahun.

Disebutkan bahwa dia tidak membayar pajak penghasilan pada 10 dari 15 tahun terakhir, dikarenakan dia kehilangan banyak uang.

Mendapatkan laporan dia hanya membayar Rp 11 juta pada 2016, Trump langsung menyanggah dan menyebutnya sebagai "kabar yang jelas bohong".

Memang secara hukum, seorang Presiden AS tidak diwajibkan mengungkap laporan keuangannya. Tapi itu menjadi aturan tak tertulis sejak era Richard Nixon.

Presiden 74 tahun itu dianggap sudah melanggar tradisi karena selain tak mengungkap SPT, dia juga terlibat dalam gugatan hukum.

Dilansir AFP Minggu (27/9/2020), upaya itu jelas memunculkan spekulasi mengenai apa yang disembunyikan oleh presiden ke-45 AS tersebut.

SPT menjadi salah satu isu yang tidak hanya dibahas selama dia menjabat, namun jelang Pilpres AS yang digulirkan 3 November mendatang.

Berdasarkan data New York Times, terungkap seperti apa peta pengungkapannya, mulai dari penghapusan biaya untuk membayar pengacara yang membela kriminal.

Kemudian nilai rumah besar yang dipakai keluarga Trump untuk berlibur, hingga jutaan dollar AS yang sang presiden terima dari kontes Miss Universe pada 2013 di Moskwa, Rusia.

The Times melaporkan, catatan tersebut tidak hanya mengungkapkan kehampaan, tetapi juga keajaiban dibalik citra taipan real estate itu.

Alan Garten, pengacara Organisasi Trump, merespons dengan menyatakan bahwa selama ini presiden sudah membayar pajak puluhan juta dollar AS.

Selain itu, dia juga sudah merogoh koceknya hingga jutaan dollar AS ketika mengumumkan pencalonannya pada 2015.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/28/060308270/trump-hanya-bayar-pajak-penghasilan-sebesar-rp-11-juta-pada-2016

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke