Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kunjungan Delegasi AS ke Taiwan, China: Jangan Main Api!

BEIJING, KOMPAS.com - China memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak 'bermain api' pada Rabu (12/8/2020) setelah delegasi AS, Menkes Alex Azar mengakhiri kunjungannya di Taiwan.

Melansir AFP, Beijing marah dengan kunjungan delegasi tertinggi AS dalam beberapa dekade ke Taiwan, yang masih menjadi teritorialnya di saat relasi AS-China sedang terpuruk di titik terendah, mulai soal perdagangan sampai wabah virus corona.

Menteri Kesehatan Alex Azar telah menyelesaikan kunjungan 3 harinya di Taiwan, selama itu dia mengkritisi penanganan pandemi yang dilakukan China serta mengunjungi sebuah kuil memorial eks presiden Taiwan yang dibenci oleh pemimpin Partai Komunis.

Beijing mengecam kunjungan Azar pada Rabu kemarin dan mengatakan, "dengan tegas menentang pertukaran resmi antara AS dan Taiwan dengan alasan apapun."

"Mengenai masalah yang melibatkan kepentingan inti China, beberapa orang di AS tidak boleh menyembunyikan ilusi, mereka yang bermain dengan api akan terbakar," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian pada jumpa pers reguler.

"Saya juga ingin mengingatkan pihak berwenang Taiwan untuk tidak tunduk pada orang lain, bergantung pada dukungan orang asing, dan bertekad mengejar kemerdekaan, yang merupakan jalan buntu," kata Zhao.

Beijing menegaskan bahwa Taiwan - yang telah memerintah sendiri sejak 1949 - adalah bagian dari "satu China" dan telah berjanji untuk bereaksi dengan kekerasan jika secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.

Pada hari terakhir perjalanan, Azar mengunjungi kuil untuk mendiang eks presiden Taiwan Lee Teng-hui pada Rabu, memuji peran Lee Teng-hui dalam mengarahkan transisi pulau itu menuju demokrasi.

Anggota kabinet AS itu menulis pesan belasungkawa untuk Lee, yang meninggal bulan lalu dalam usia 97 tahun.

"Warisan demokrasi Presiden Lee akan selamanya mendorong hubungan AS-Taiwan ke depan," tulis Azar.

Lee adalah sosok yang menjulang dalam sejarah Taiwan baru-baru ini.

Dia menentang China dengan mendorong pulau itu untuk diakui sebagai negara yang berdaulat dan mendapatkan julukan "Tuan Demokrasi" untuk peran yang dia mainkan dalam transisi dari pemerintahan otoriter.

Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, membenci Lee. Ketika berita kematiannya muncul, media pemerintah China menyebutnya "Bapak baptis pemisahan diri Taiwan".

Baik Washington dan Taipei menggambarkan perjalanan Azar sebagai kesempatan untuk belajar dari keberhasilan pertempuran Taiwan melawan virus corona.

Pulau ini memiliki kurang dari 500 infeksi dan hanya tujuh kematian, dibandingkan dengan lebih dari 160.000 kematian di Amerika Serikat.

Tetapi kunjungan itu juga menjadi kesempatan untuk mengacak-acak sikap Beijing beriringan dengan Presiden AS Donald Trump yang mengambil sikap semakin keras terhadap China saat dia mencari pemilihan ulang pada November mendatang.

Teman dan mitra

"Kami akan terus mendukung Taiwan sebagia teman dan mitra kami di bidang keamanan, ekonomi dan isu kesehatan," ungkap Azar kepada wartawan setelah kunjungannya ke pabrik masker pada Rabu lalu, beberapa saat sebelum kembali ke AS.

China tersinggung dengan pengakuan formal apapun atas Taiwan.

Mereka menyerukan agar perjalanan Azar dibatalkan dan Taiwan menuduh Beijing mengirim jet tempur melewati perbatasan de facto pada Senin, hari ketika kepala kesehatan AS bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.

Selama kunjungannya, Azar berulang kali membandingkan sistem demokrasi Taiwan yang terbuka dengan kepemimpinan otoriter China.

Dalam pidatonya pada Selasa, Azar menekankan bahwa virus corona mungkin telah dihentikan lebih cepat seandainya muncul di tempat yang lebih transparan dan demokratis, seperti Taiwan, daripada China.

Dia juga mengecam Beijing karena mengunci Taiwan dari Organisasi Kesehatan Dunia.

China telah mengambil pendekatan yang semakin bermusuhan terhadap Taiwan sejak Tsai menjabat pada 2016.

Meskipun kampanye dia penuh tekanan, Tsai memenangkan masa jabatan kedua awal tahun ini dengan telak.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/14/070000470/kunjungan-delegasi-as-ke-taiwan-china--jangan-main-api-

Terkini Lainnya

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke