Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Krisis Politik Setelah Ledakan di Beirut, Pemerintah Lebanon Berniat Mundur

"Semua jajaran kabinet mundur," terang Menteri Kesehatan Hamad Hassan kepada awak media yang menunggu setelah pertemuan digelar.

Dia menerangkan, Perdana Menteri Hassan Diab bakal menyerahkan surat pengunduran diri pemerintahannya ke istana kepresidenan.

Pernyataan tersebut juga diperkuat keterangan Menteri Pemuda dan Olahraga Vartine Ohanian, dalam wawancaranya dengan AFP.

Ohanian mengungkapkan, dalam pertemuan itu, mayoritas menteri menyerukan agar pemerintahan mereka secepatnya meletakkan jabatan.

Ledakan pada 4 Agustus, yang meluluhlantakkan sebagian ibu kota, menimbulkan gelombang kemarahan di kalangan masyarakat negeri Teluk itu.

Sejak Sabtu (8/8/2020), mereka menggelar demonstrasi dan sempat menduduki sejumlah kantor kementerian sebelum diusir oleh pihak keamanan.

Dilansir Haaretz Senin (10/8/2020), insiden itu diyakini terjadi karena meledaknya 2.750 amonium nitrat yang disimpan di gudang.

Material berdaya ledak tinggi itu disimpan sejak 2014, dengan pemerintah sama sekali tidak bergerak cepat untuk mengamankannya.

Dampak yang ditimbulkan dari insiden itu sangat besar, selain kekuatannya yangr disebut setara dengan gempa bumi bermagnitudo 3,3.

Selain korban tewas yang diyakini melebihi 200 orang, sebanyak 6.000 lainnya terluka dengan 300.000 warga kehilangan tempat tinggal.

Belum lagi kerugian karena ledakan yang ditaksir bisa mencapai 3 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 43.9 triliun.

PM Dia langsung menggelar rapat pada Senin setelah demonstrasi merebak, di mana pemerintahannya diyakini bakal mengemban status sementara hingga suksesornya terbentuk.

Jaksa Penuntut Lebanon, Ghassan El Khoury, mulai menanyai Kepala Keamanan Negara, Mayor Jenderal Tony Saliba, dilaporkan NNA.

Interogasi itu berangkat dari laporan yang dikirim Badan Keamanan Lebanon ke kantor PM maupun presiden pada 20 Juli, mengenai bahayanya menyimpan amonium nitrat di pelabuhan.

Dalam penyelidikannya, mereka memfokuskan bagaimana bahan kimia seberbahaya bisa tidak tertangani selama bertahun-tahun.

Sebanyak 20 orang, termasuk kepala departemen bea cukai dan penggantinya, sudah ditahan karena dianggap bertanggung jawab.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/10/230618970/krisis-politik-setelah-ledakan-di-beirut-pemerintah-lebanon-berniat

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke