Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Adakan Shalat Jumat Pertama dalam 86 Tahun, Ini 5 Fakta Hagia Sophia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan menghadiri langsung shalat Jumat perdana tersebut, setelah pengadilan tinggi mencabut status museum di bangunan bersejarah itu.

Pergantian status Hagia Sophia menjadi polemik belakangan ini, sampai mendapat perhatian sejumlah pemimpin dunia.

Mengapa bisa begitu dan apa sebenarnya daya tarik Hagia Sophia? Berikut adalah 5 fakta menariknya.

1. Apa itu Hagia Sophia?

Bangunan ini pertama kali didirikan sebagai katedral Kristen Ortodoks antara 532-537 Masehi di bawah pemerintahan kaisar Justinian I. Kala itu Hagia Sophia dianggap sebagai bangunan Bizantium yang sangat penting.

Setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel (sekarang jadi Istanbul) pada 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid.

Namun bangunan itu dialihfungsikan jadi museum pada 1935, usai republik Turki modern sekuler didirikan pada 1923.

Hagia Sophia lalu masuk daftar situs warisan dunia UNESCO pada 1985.

Sampai sekarang, bangunan bersejarah ini telah menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan di Turki, yang menampung jutaan pengunjung tiap tahun. Pada 2019 contohnya, 3,8 juta orang berkunjung ke Turki.

2. Apa status resminya?

Keputusan pada 10 Juli memastikan status Hagia Sophia berubah jadi masjid lagi.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan keagamaan semakin sering dihelat di dalam museum. Contohnya Erdogan yang membacakan ayat pertama Al Quran di sana pada 2018.

Pada awal 1994 ketika dia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Istanbul, Erdogan telah berjanji untuk membuka Hagia Sophia bagi para jemaah Muslim.

Namun partai opisisi utama menuduh pemerintah memanfaatkan persoalan ini, untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari penderitaan ekonomi dan masalah lainnya selama pandemi virus corona.

3. Bagaimana soal warisan Bizantium?

Para pakar mengkhawatirkan mosaik Bizantium yang menggambarkan tokoh-tokoh Kristiani di Hagia Sophia, setelah statusnya berubah jadi masjid lagi.

Akan tetapi pemerintah berusaha menjamin, bahwa ornamen-ornamen itu dilindungi.

Badan urusan agama Turki mengatakan, mosaik-mosaik itu akan ditutup dengan tirai selama shalat.

Namun di luar jam shalat ornamen-ornamen itu bisa dilihat pengunjung.

4. Apa yang akan berubah bagi pengunjung?

Para pihak berwenang di Turki bersikeras wisatawan masih bisa mengunjungi Hagia Sophia, seperti halnya mereka bisa mendatangi Blue Mosque di dekatnya.

Erdogan juga mengatakan, bangunan itu akan tetap terbuka untuk semua orang termasuk non-Muslim.

5. Apa tanggapan dunia?

Keputusan Turki mengubah status Hagia Sophia jadi masjid membuat hubungan negara itu dengan Barat dan rival-rivalnya seperti Yunani dan Rusia, menegang.

Sebelumnya relasi Turki-Yunani sudah panas karena kasus migrasi dan pengeboran di Mediterania timur.

Yunani menyebut tindakan itu sebagai "provokasi terbuka terhadap peradaban dunia", sedangkan Gereja Ortodoks Rusia mengatakan, Turki telah mengacuhkan "jutaan orang Kristen" dengan kebijakannya.

Amerika Serikat sebelumnya juga mendesak Turki tidak mengubah status Hagia Sophia. Paus Fransiskus pun merasa "sangat tertekan" karena perubahan itu.

Bahkan UNESCO pun menyesalkan keputusan Turki, yang "diambil tanpa pembicaraan sebelumnya."

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/24/150115270/adakan-shalat-jumat-pertama-dalam-86-tahun-ini-5-fakta-hagia-sophia

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke