Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Kasus Wabah Pes Mulai Ditemukan di Tupai

Melansir ABC News pada Senin (13/7/2020), kota Morrison, Colorado di Jefferson County, yang terletak di sebelah barat Denver, mulai mengumumkan kasus pertama dari wabah pes yang terjadi di sana ditemukan di tubuh tupai. 

"Pes adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, dan dapat ditularkan oleh manusia dan hewan rumah tangga, jika tindakan pencegahan yang tepat tidak dilakukan," kata petinggi JCPH dalam pernyataan yang dirilis ke publik.

Sangat mungkin bagi manusia untuk terinfeksi oleh penyakit pes, melalui gigitan kutu yang terinfeksi dan kontak langsung dengan darah atau jaringan hewan yang terinfeksi, seperti batuk atau gigitan.

Pejabat JCPH mengatakan bahwa kucing sangat rentan terhadap wabah yang datang melalui gigitan kutu, goresan atau gigitan tikus, dan menelan tikus yang terinfeksi.

Kucing dapat mati jika tidak segera diobati dengan antibiotik setelah kontak dengan wabah.

Kemudian, petinggi JCPH mengatakan bahwa anjing tidak rentan terhadap wabah seperti halnya kucing, tapi dapat membawa wabah berupa kutu kucing yang terinfeksi.

Oleh karena itu, setiap pemilik hewan peliharaan yang mencurigai hewan peliharaannya sakit harus segera menghubungi dokter hewan.

Gejala wabah pes ini dapat meliputi timbulnya demam tinggi secara tiba-tiba, menggigil, sakit kepala, mual dan nyeri ekstrem, serta pembengkakan kelenjar getah bening, terjadi dalam dua hingga tujuh hari setelah paparan.

"Wabah dapat diobati secara efektif dengan antibiotik saat didiagnosis dini. Siapa pun yang mengalami gejala tersebut harus berkonsultasi dengan dokter,” kata JCPH.

Sementara itu disebutkan bahwa risiko tertular penyakit pes sangat rendah, selama tindakan pencegahan yang tepat dilakukan.

JCPH kemudian menerbitkan daftar kegiatan sebagai pencegahan pes, di antaranya adalah tidak menimbun banyak makanan, jauhkan sarang dan akses hewan liar dari sekitar rumah, serta jangan memberi makan hewan liar.

Selain itu, mengelola sampah dengan baik dan halaman bebas sampah untuk mengurangi habitat hewan liar, pastikan setiap anggota keluarga dan hewan peliharaan terhindar dari semua kontak dengan hewan liar dan hewan pengerat yang sakit atau mati.

Lalu, lakukan tindakan pencegahan ketika menangani hewan peliharaan yang sakit dengan cara periksakan ke dokter hewan, berkonsultasi dengan dokter hewan tentang pengendalian kutu.

Selain itu, jaga hewan peliharaan agar tidak berkeliaran dengan bebas di luar rumah, di mana mereka dapat memangsa binatang liar dan membawa pulang penyakit bersama mereka.

"Semua pemilik hewan peliharaan yang tinggal dekat dengan populasi hewan liar, seperti koloni anjing padang rumput atau habitat satwa liar lainnya yang diketahui, harus berkonsultasi dengan dokter hewan. Cari tahu tentang pengendalian kutu untuk hewan peliharaan mereka untuk membantu mencegah perpindahan kutu ke manusia," kata JCPH.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), meskipun tidak ada vaksin untuk pes, tapi penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, jika terdiagnostik dalam waktu 24 jam setelah menunjukkan gejala.

Menurut National Geographic, bencana pes yang paling terkenal adalah Black Death, pandemi multi-abad yang melanda Asia dan Eropa.

Diyakini dimulai di China pada 1334, menyebar di sepanjang rute perdagangan dan sampai Eropa melalui pelabuhan Sisilia pada akhir 1340-an.

Pes itu menewaskan sekitar 25 juta orang, hampir sepertiga dari populasi benua itu. Black Death bertahan selama berabad-abad, terutama di kota-kota.

Pes juga melanda London secara besar-besaran selama 1665-1666, di mana ada 70.000 penduduk yang meninggal.

Namun, CDC mengatakan bahwa sekarang hanya ada rata-rata tujuh kasus wabah manusia per tahun dan WHO mengatakan tingkat kematian diperkirakan antara 8-10 persen.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/15/073428870/waspada-kasus-wabah-pes-mulai-ditemukan-di-tupai

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke