Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Masih Positif, Beijing Cabut Larangan Perjalanan

BEIJING, KOMPAS.com - China mencabut larangan bepergian ke Beijing setelah beberapa minggu wabah virus corona merebak di kota itu.

Juru bicara Biro Keamanan Beijing, Pan Xuhong, mengatakan setiap warga yang tinggal di kawasan "berisiko rendah" dapat meninggalkan Beijing tanpa tes.

Kebijakan tersebut berlaku mulai Sabtu besok (4/7/2020).

Xuhong mengklaim strategi penanganan virus corona di kota tersebut berhasil memutus transmisi penyebaran virus.

Dia juga mengklaim beberapa hari terakhir ini jumlah kasus positif Covid-19 di Beijing kurang dari 3 setiap harinya.

"Faktor risiko telah berkurang drastis. Tidak ada tanda-tanda penyebaran virus di masyarakat luas," kata Xuhong sebagaimana dilansir dari AFP, Jumat (3/7/2020).

Pengumuman tersebut datang setelah Beijing mencabut karantina wilayah setelah sebelumnya ditemukan ratusan kasus yang terkait dengan Pasar Xinfadi Beijing.

Pejabat Beijing, Zhang Qiang, berujar bahwa ibu kota Negeri "Panda" tersebut telah mengetes lebih dari 10 juta orang, hampir separuh populasi kota, sejak 11 Juni hingga 3 Juli 2020.

Nucleic acid test (NAT) digunakan sebagai metode pengetesan virus corona kota itu. Tes tersebut dinilai kurang terbukti mengonfirmasi infeksi virus corona.

Akhir-akhir ini beberapa kasus dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah beberapa hari sebelumnya menunjukkan hasil negatif.

Pada Mei, China dianggap mampu mengendalikan virus corona sebelum klaster Beijing muncul.

Setelah klaster itu muncul, pemerintah China langsung menerapkan karantina total terhadap hampir setengah juta orang. 

Langkah tersebut diadopsi dari strategi China di Wuhan awal tahun ini.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/03/195054270/meski-masih-positif-beijing-cabut-larangan-perjalanan

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke