Putri Sofia dari Swedia Jadi Relawan Kesehatan di Garda Depan Perlawanan Virus Corona

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Putri kerajaan Swedia, Putri Sofia (35) berkontribusi sukarela sebagai asisten kesehatan setelah mengikuti pelatihan medis tiga hari di Sophiahemmet University College di Stockholm.

Anggota kerajaan yang menikah dengan Pangeran Carl Phillip (40) ini diperbantukan dalam perawatan kesehatan dan membantu memerangi pandemi yang telah menginfeksi lebih dari dua juta orang di seluruh dunia.

Putri Sofia sebagaimana dilaporkan dari media Perancis AFP, mulai Kamis (16/4/2020) bekerja di rumah sakit Sophiahemmet.

Beberapa foto menunjukkan dia berpose dengan para anggota staf lain di rumah sakit tersebut yang mana mereka juga menerapkan social distancing atau jaga jarak sosial.

"Sebagai ketua kehormatan Sophiahemmet, dia (Putri Sofia) ingin membantu dalam krisis yang sedang dialami Swedia ini," ungkap Margareta Thorgren, direktur informasi the Royal Court of Sweden.

Sophiahemmet University College, tempat di mana Putri Sofia mendapatkan pelatihan medis rupanya mampu melatih hingga 80 orang per minggu untuk membantu mengurangi beban berat yang dialami para petugas medis di negara Skandinavia itu.

Kursus tersebut juga merupakan bagian dari inisiatif pelatihan kembali awak kabin maskapai penerbangan dan karyawan hotel untuk bekerja sebagai staf rumah sakit dan panti jompo.

Pangeran Carl Phillip berada di urutan keempat takhta Swedia, setelah saudara perempuannya Putri Mahkota Victoria, dan dua keponakannya Putri Estelle dan Pangeran Oscar.

Putri  yang bergelar the Duchess of Värmland itu memiliki dua anak dengan Pangeran Carl Phillip, yaitu Pangeran Alexander dan Pangeran Gabriel, yang berada di urutan kelima dan keenam sejalan dengan takhta.

Sebelum menikah dengan anggota kerajaan Swedia, Sofia membanggakan karier yang sukses sebagai model glamor dan bintang televisi realitas, ketika dia muncul di Paradise Hotel versi Swedia.

Sementara itu, saat ini Swedia memiliki 1.400 angka kematian akibat virus corona namun negara itu tetap enggan menerapkan lockdown.

Ada pun jumlah infeksi di negara itu mencapai 13.216 kasus dengan pasien sembuh sebanyak 550 orang berdasarkan laporan resmi Worldometers.