Komentarnya terjadi setelah hampir 50 negara berjibaku untuk mencegah penyebaran virus, di mana infeksinya lebih banyak dibanding luar China.
Iran dan Italia disebut sebagai episentrum virus corona, di mana orang yang bepergian dari dua negara itu dilaporkan langsung terinfeksi.
"Apa yang terjadi di dunia dalam belakangan ini, kini sudah menjadi perhatian terbesar kami," ujar Dr Tedros dilansir BBC Kamis (27/2/2020).
Apa yang WHO katakan?
Tedros meminta agar pemerintah dunia bergerak secara agresif namun mulus guna mencegah Covid-19, nama penyakit yang diakibatkan virus corona.
Dia menerangkan bahwa saat ini, dunia tengah menghadapi situasi pelik di mana wabah bisa menyebar ke mana pun, tergantung penanganan mereka.
"Ini bukanlah waktu untuk takut. Ini adalah waktu untuk mengambil tindakan dan menyelamatkan banyak jiwa," ujar pejabat dari Eritrea itu.
Apa saja kebijakan pencegahan yang dilakukan negara dunia?
Bagaimana penutupan sekolah di Jepang terjadi?
Dalam pernyataannya, Jepang memutuskan untuk menutup sekolah sejak Senin (2/3/2020), hingga dimulainya musim semi pada April mendatang.
Kebijakan tersebut berdampak pada 13 juta siswa, di mana Perdana Menteri Shinzo Abe berkata, awal Maret adalah "periode paling kritis" terkait upaya mereka mencegah virus.
Tak pelak, sejumlah orangtua murid di Negeri "Sakura" mengekspresikan keluhan mereka terkait keputusan pemerintah meliburkan sekolah.
"Perasaan terdalam saya..., sekolah diliburkan? Penting memang melindungi anak. Namun, bagaimana jika orangtua mereka bekerja," ungkap netizen.
Merespons keluhan mereka, otoritas menyatakan bahwa penitipan anak maupun fasilitas pasca-sekolah tetap beroperasi seperti biasa.
Apa yang terjadi di Iran?
Negara yang menjadi rival Arab Saudi di Timur Tengah tersebut mengumumkan 245 orang tertular, di mana sejumlah pejabat juga terdampak, dan 26 orang meninggal.
Di antara para pejabat yang terkena adalah Wakil Presiden Bidang Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar dan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi.
Kemudian dua anggota parlemen, dengan satu di antaranya berasal dari kota suci Syiah Qom, dilaporkan juga terinfeksi Covid-19.
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Michael Ryan menuturkan, infeksi virus corona mungkin lebih luas dari yang sudah dikabarkan pemerintah.
Namun, dia menekankan kemampuan klinis Iran cukup tinggi, di mana rasio 10 persen kematian terjadi karena ada pasien gejala ringan yang tak tertangani.
Juru bicara kementerian kesehatan, Kianush Jahanpur, menyerukan kepada warga untuk menghindari perjalanan yang tidak diperlukan.
Para tetangga Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Lebanon, Afghanistan, hingga Pakistan menutup perbatasan mereka untuk mencegah wabah.
https://www.kompas.com/global/read/2020/02/28/115006770/ketua-who-virus-corona-berpotensi-jadi-wabah