Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Coba Membuat Latte Art di Jakarta Vegetarian Week 2024

Kompas.com - 26/05/2024, 10:10 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap memesan secangkir latte hangat di kafe kekinian, saya selalu penasaran bagaimana cara sang barista menghias bagian atas kopi dengan gambar gambar yang menarik.

Seperti membuat gambar bentuk hati, angsa, boneka, dan aneka gambar lainnya. Jika memperhatikan sang barista membuat latte art, caranya sekilas terlihat mudah, hanya menuang susu ke dalam gelas berisi espresso.

Guna menjawab rasa penasaran, pada Jumat (24/5/2024) saya ikut kelas membuat latte art saat acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jakarta Utara.

Baca juga: 2 Sebab Latte Art Gagal, Gambar Jadi Tidak Berbentuk

Pengalaman coba membuat latte art

Sebelum membuat latte art, barista sekaligus instruktur mengenalkan apa itu latte art, serta bahan dan alat yang dipakai untuk membuat latte art.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Adapun alat yang dipakai pada saat itu yakni milk jug dan mesin kopi Franke A600 + AutoSteamPro. Sementara bahan yang digunakan yaitu susu cair plant based dan espresso.  

Mula-mula, saya menuang susu cair plant based ke dalam milk jug, setelah itu menyiapkan espresso menggunakan mesin.

Baca juga:

Sesuai arahan sang barista, susu cair kemudian dimasukkan ke dalam steamer, dan proses frothing pun dimulai.

Sebagai pemula, proses frothing menurut saya cukup sulit, karena harus memikirkan kemiringan milk jug supaya buih yang dihasilkan lebih halus.

Proses steam susu untuk membuat latte art saat acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jumat (24/5/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Proses steam susu untuk membuat latte art saat acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jumat (24/5/2024).

Secara bersamaan, saya juga harus menakar tingkat kehangatan susu supaya pas. Pasalnya, jika susu yang dihasilkan terlalu panas, maka akan berpengaruh terhadap buih yang dihasilkan.

Setelah dirasa cukup panas, proses steam dihentikan, dan milk jug pun dilepas dari batang steamer. Pada percobaan pertama, buih yang saya hasilkan berukuran cukup besar, sehingga milk jug perlu dihentakkan dan diaduk supaya buih menyatu dengan susu.

Setelah dirasa cukup, saya coba menuang susu ke dalam espresso. Bagian ini pun cukup sulit, karena tangan saya masih kaku dan tidak rileks ketika menuang susu.

Baca juga:

Belum lagi saat menuang foam, tingkat kemiringan milk jug dirasa kurang menukik. Alhasil foam tidak turun maksimal dan latte yang saya buat mejadi tidak berbentuk alias gagal.

Tidak putus asa, saya kembali mencoba kesempatan kedua. Pada percobaan kedua, buih susu yang dihasilkan cukup halus, tidak seperti percobaan pertama.

Saya membuat latter art berbentuk gambar hati, meskipun tampilannya tidak sempurna, tapi tidak terlalu buruk untuk pemula.

Sahabat Kompas.com tertarik mencoba belajar latte art?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com