Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sop Buntut Cut Meutia di Menteng yang Melegenda Sejak 1970

KOMPAS.com - Pemilik Sop Buntut Cut Meutia bisa menghabiskan hingga 60 kilogram buntut sapi per hari.

Bagian sapi itu diolah menjadi Sop Buntut Rebus, Sop Buntut Bakar, dan Sop Buntut Goreng, menu utamanya di warung makan ini.

"Awalnya cuma ada sop buntut rebus. Setelah saya fokus ke bisnis ini, baru bertambah olahan buntut lainnya," kata Ningsih, pemilik Sop Buntut Cut Meutia, ketika ditemui Kompas.com di Festival Jajanan Bango 2023, Jumat (27/10/2023).

Ningsih merupakan generasi kedua yang mengurus Sop Buntut Cut Meutia. Mulanya, sang ibu membangun usaha makanan ini pada 1970.

Ia mulai fokus meneruskan bisnis ini ketika ibunya wafat pada 1998. 

Sop buntut milik ibunya dijajakan di kaki lima kawasan Menteng. Usaha ini kian berkembang pesat saat pelanggannya bertambah setiap hari.

Bahkan, Ningsih mengatakan, banyak pejabat hingga mantan presiden yang pernah mampir ke warungnya.

"Haryono Isman termasuk yang sering datang. Satu waktu, beliau sedang berada di Blok M dan mau makan sop buntut milik ibu, tapi belum ada cabangnya," kata Ningsih.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia itu pun mencari-cari sop buntu "cut meutia" ketika berada di kawasan Jakarta Selatan.

Menurut Ningsih, Haryono tidak sengaja menyebut nama jalan di kawasan Menteng tersebut sebagai nama warung milik ibunya.

Padahal, saat itu sop buntut milik ibunya dinamai Sop Buntut Semoga, diambil dari nama sang ibu "Semoga."

Selain itu, nama Semoga diharapkan menjadi doa bagi usaha makanan ini: semoga makanannya enak, semoga pelanggan balik lagi.

Nama warung makan legendaris ini pun perlahan berganti dan kian dikenal luas sebagai Sop Buntut Cut Meutia.

Meski cukup populer sejak puluhan tahun lalu, Ningsih mengaku bahwa sang ibu tidak berniat membuka cabang.

Bahkan, penambahan menu di warungnya baru terjadi ketika Ningsih meneruskan usaha ini.

"Dulu saya masih muda, lihat kebutuhan pasar buat bikin menu baru. Akhirnya muncul menu buntut bakar dan buntut goreng," kata Ningsih.

Seporsi sop buntut dijual Rp 50.000, sementara menu sop buntut bakar atau goreng spesial dijual Rp 57.000 per porsi.

Selain itu, Sop Buntut Cut Meutia juga menjual Iga Bakar, Iga Bakar, Iga Bakar, dan Iga Bakar.

Semua menunya disukai kalangan anak hingga orang dewasa, seperti disampaikan Ningsih.

Empuknya buntut sapi banyak dicari orang saat datang ke warung ini, ditambah warna buntut bakar yang coklat kemerahan.

"Kalau kata orang, buntut bakar kami itu spesial karena warnanya merah. Tidak ada bumbu khusus, memang setiap orang dikasih kelebihan memasak saja," jelas dia.

Buntut sapi mulai diolah sejak pagi, sebelum warung buka dan tetap dimasak dengan api kecil untuk menjaga teksturnya.

Sebab, buntut sapi ini tidak boleh dimasak terlalu sebentar atau terlalu lama agar tidak keras dan lembek.

Jam operasional Sop Buntut Cut Meutia dimulai pukul 07.00-20.00 WIB setiap harinya.

Ningsih berharap usaha Sop Buntut Cut Meutia tetap eksis hingga puluhan tahun ke depan, apalagi kini jiwa bisnis anaknya mulai terlihat.

Bisnis ini direncanakan turun pada anak laki-lakinya yang kini sudah dewasa dan membangun usaha makanan sendiri.

https://www.kompas.com/food/read/2023/11/01/113600275/sop-buntut-cut-meutia-di-menteng-yang-melegenda-sejak-1970

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke