Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lontong Balap Pak Gendut, Kuliner Surabaya Legendaris Sejak 1958

KOMPAS.com - Nama sajian lontong balap tercetus sejak lama. Bahkan, sebelum Lontong Balap Pak Gendut berdiri pada 1958.

Aris, generasi ketiga pemilik Lontong Balap Pak Gendut, sedikit bercerita di balik penamaan hidangan berkuah asal Surabaya ini.

Persis namanya, masyarakat Surabaya sengaja menamai lontong balap karena banyaknya pedagang lontong di satu kawasan yang sama.

Mereka seakan berbalapan untuk menjajakan lontong ini dengan memikulnya.

"Banyak pedagang yang berjualan lontong balap di Jalan Wonokromo waktu itu. Kalau pagi, mau menjajakan lontong, jalannya bersamaan, beriringan," kata Aris.

"Kesannya seperti berjalan bersama, balapan," lanjutnya saat ditemui Kompas.com dalam Festival Jajanan Bango 2023 di GBK Senayan, Jumat (27/10/2023).

Sang nenek dari Aris adalah salah satu di antara banyaknya pedagang lontong balap saat itu.

Namun, belum ada embel-embel "Pak Gendut" pada nama warungnya, sampai akhirnya usaha ini diturunkan pada sang ayah yang dijuluki sebagai Pak Gendut.

Bondan Winarno, wartawan sekaligus legenda kuliner Indonesia, berperan besar dalam penamaan warung ini.

"Kami mulai diajak kerja sama dengan Bango pada 2005. Kebetulan, brand ambassador-nya itu Pak Bondan. Cara masak sampai selesai diliput, lalu dibuat iklan," jelas Aris.

Sejak saat itu, nama Pak Gendut dikenal dalam pembuatan Lontong Balap legendaris hingga saat ini.

Seporsi lontong balap surabaya terdiri dari potongan lontong, tahu, lentho, taoge, kuah, sambal petis, dan kecap.

Warna sajiannya menghitam, disebabkan oleh sambal petis dan kecap yang digunakan.

Aris menjual lontong balap ini Rp 18.000 untuk satu porsinya. Lokasi warungnya berada di Jalan Embong, Surabaya, Jawa Timur.

Puluhan tahun menjajakan makanan khas Surabaya, Lontong Balap Pak Gendut termasuk salah satu penjaja kuliner yang konsisten mengikuti Festival Jajanan Bango (FJB) sejak 2005.

Festival kuliner yang sudah digelar ke-25 kalinya itu menggaet lontong balap ke banyak kota, termasuk gelaran FJB Jakarta 2023 yang baru saja usai pada Minggu (29/10/2023).

FJB memberi kesempatan bagi Aris dan penjual lainnya mengenalkan makanan legendaris dari luar daerah.

Tak sekadar ikutfestival ini setiap tahunnya, Aris memiliki alasan khusus di balik penggunaan kecap Bango dalam masakannya.

"Kecap ini kalau ditaruh lama tidak mengendap. Konsistensinya dari atas ke bawah itu pas, tidak berubah," ujar Aris.

Ia sempat menggunakan kecap lokal sebelum beralih pada merek kecap manis ini pada 18 tahun lalu.

Rasa manis dan pekatnya olahan kacang kedelai ini juga dinilai pas untuk lontong balap yang dibuatnya.

Lontong Balap Pak Gendut sempat memiliki beberapa cabang setelah berhasil mempertahankan eksistensinya selama puluhan tahun.

Sayangnya, banyak cabang warung ini yang perlahan tutup ketika pandemi Covid-19 melanda pada 2020 lalu.

"Butuh banyak dana untuk sewa tempat dan karyawan, akhirnya cabang tersebut tutup, tetapi alhamdulillah sekarang mulai bangkit walaupun belum seperti dulu," jelas Aris.

Warung lontong balap legendaris ini perlahan bangkit, membuka pusat warungnya hampir 24 jam, mulai 06.00-00.00 WIB.

Setiap bahannya disiapkan bertahap, sebelum buka dan selama operasional warung berjalan.

Sebab, kuah lontong balap harus disajikan segar, belum lagi tauge yang tidak bisa disimpan lama sehingga harus dimasak dadakan.

  • Mengupas Tuntas Resep dan Tips Membuat Sate Rembiga Legendaris ala Bango dan Chef Ragil
  • Merasakan Kuliner Legendaris Indonesia di Rumah bersama Kecap Bango
  • 10 Kuliner Legendaris Nusantara, untuk yang Terlewat Festival Jajanan Bango 2022

https://www.kompas.com/food/read/2023/10/31/183600175/lontong-balap-pak-gendut-kuliner-surabaya-legendaris-sejak-1958

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke