Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaledupa Solo, Kafe Hidden Gem di Sepanjang Gang

SOLO, KOMPAS.com - Pertama kali tahu Kaledupa dari rekomendasi seorang teman asli Solo. Ia bilang bahwa ada kafe di dalam gang di daerah Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo.

Pikiran saya langsung tertuju pada bangunan kafe kecil yang tempatnya berada di dalam gang. 

Saya pun penasaran dan memutuskan berkunjung untuk sekadar bersantai. Peta Google menunjukkan dengan tepat gang masuk ke Kaledupa.

Terdapat plang bertuliskan Kaledupa di jalan masuk gang tetapi jika tidak awas, mungkin bakal kelewatan. Motor diparkirkan di dekat jalan masuk gang.

Saya pun berjalan masuk ke dalam gang. Cukup terkejut ketika melihat deretan meja dan kursi tertata rapi di sepanjang gang kecil yang hanya bisa dilewati satu motor.

Rupanya, Kaledupa memang menempati sepanjang gang dan sebuah bangunan bekas gudang yang kini disulap lebih apik.

"Dulunya area di gang ini terkenal sebagai pabrik atau konveksi batik tetapi sekarang hanya tinggal satu bangunan di belakang Kaledupa karena produksi sudah tidak sebanyak dahulu," jelas pemilik Kaledupa, Wicaksono Cahyo Kesumo alias Wicak (29), kepada Kompas.com pada Rabu (30/8/2023).

Termasuk bangunan Kaledupa yang dulunya gudang tempat menyimpan cap batik dan perlengkapan konveksi batik selama dua tahun.

Saya sempat bertanya-tanya apakah akses jalan warga sekitar tidak terganggu dengan adanya meja dan kursi di sepanjang gang.

"Akses masuk ke dalam gang ini dulu ditutup tetapi saya mengajukan izin untuk dijadikan kafe," ujar Wicak.

Wicak menuturkan bahwa salah satu kunci membangun Kaledupa di sepanjang gang adalah srawung alias berhubungan baik dengan tetangga.

Di samping itu, tanah di gang ini, termasuk bangunan Kaledupa, adalah milik keluarga Wicak. Rumahnya pun berlokasi tepat di sebelah Kaledupa.

Menurutnya, tidak banyak warga yang lalu lalang di gang ini walau memang dapat dilewati oleh umum sebelum Kaledupa buka.

Kaledupa yang resmi berdiri pada April 2022 ini buka setiap hari pukul 15.00 hingga 00.00 WIB. 

"Kalau pagi atau siang, Kaledupa ini panas banget. Atap bangunan ini dulu seng, sekarang sudah diganti PVC tapi tetap masih panas," papar Wicak terkait alasan Kaledupa buka sore.

Di samping itu, tidak ada parkir tersedia saat pagi hingga siang. Lahan parkir yang biasa digunakan adalah halaman pabrik percetakan.

Bangunan tepat di sebelah Kaledupa juga digunakan sebagai tempat pengepul barang. Pagi sampai siang, kendaraan lalu lalang mengantarkan barang.

"Kurang nyaman buat pengunjung kalau ada kendaraan lalu lalang," lanjut Wicak.

Usaha Kaledupa untuk bertahan

Saya tiba di Kaledupa sekitar pukul 15.30. Kafe masih sepi karena memang baru buka. Kaledupa biasanya ramai malam hari saat akhir pekan.

"Ramainya juga baru beberapa bulan belakangan ini sejak saya mulai membagikan voucer kepada orang di Solo yang hits dan suka nongkrong. Bisa dibilang mereka influencer tapi enggak harus yang pengikutnya ribuan," kata pria yang sudah menggeluti bisnis kuliner sejak 2016 itu.

Ia membagikan satu hingga dua voucer setiap minggu dengan nilai tertentu. Usaha tersebut dilakukan Wicak mulai tiga bulan belakangan ini.

Hal itu dilakukan Wicak untuk "memancing" influencer datang mengajak teman-temannya. Wicak mengakui bahwa langkah tersebut berpengaruh terhadap pendapatan Kaledupa.

Jika dihitung, menurut Wicak, ia bisa balik modal dua sampai tiga kali lipat dalam sebulan dibandingkan dengan ia tidak membagikan voucer sama sekali.

Es kopi susu ala Kaledupa

Berada di sebuah kafe akan terasa lebih lengkap jika memesan menu kopi andalannya. Nikorin, salah satu kopi andalan Kaledupa, yaitu es kopi susu manis dengan gula aren.

Rasa kopinya cenderung ringan, lebih dominan susu, dan sedikit manis.

Kaledupa sebelumnya tidak menyediakan menu manual brew karena pasarnya memang pencinta es kopi susu.

Baru pada Selasa (29/8/2023), Wicak menghadirkan manual brew dengan biji kopi Aceh Gayo dan Rancabali.

Selain Nikorin, saya juga mencoba dua makanan yang direkomendasikan Wicak yaitu Risol Mayo dan Nasi Ayam Sambal Matah.

Menurut pria yang juga pemilik kedai Teh Tarik 88 ini, kedua makanan tersebut dibikin oleh sang ibu.

Satu porsi terdiri dari dua buah risol mayo. Ukurannya besar dengan isi mayo cukup melimpah dan keju padat gurih.

Selanjutnya Nasi Ayam Sambal Matah berisi nasi pulen, potongan ayam kecil-kecil, timun, selada, dan sambal matah. 

Menurut saya, porsinya cukup untuk mengganjal perut. Makanan ini juga cocok jika lebih suka sambal yang tak terlalu pedas.

Jika kamu mencari kafe untuk nongkrong cantik bersama teman, Kaledupa cocok dijadikan sebagai tujuan.

Kaledupa berlokasi di Jalan Parang Klitik III, Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Jarak Kaledupa sekitar 1,5 kilometer dari Stasiun Purwosari.

Harga makanan dan minuman di Kaledupa mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 25.000.

Harga menu yang saya pesan yaitu Nikorin Rp 23.000, Risol Mayo Rp 15.000, dan Nasi Ayam Sambal Matah Rp 20.000. Ada juga Chococaramel seharga Rp 22.000.

Informasi terbaru mengenai Kaledupa dapat kamu ikuti melalui Instagram @kaledupa.id.


https://www.kompas.com/food/read/2023/08/31/180600475/kaledupa-solo-kafe-hidden-gem-di-sepanjang-gang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke