Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketupat Legendaris dari Glodok, Sudah Buka Sejak 1976

KOMPAS.com - Ketupat Ci Eng akan berumur 50 tahun pada 2026 mendatang. Usaha makanan ini sudah berdiri sejak 1976.

Ci Eng mulanya menjual ketupat di kaki lima kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Lebih dari 20 tahun berdagang di sana, ia kemudian pindah ke Summarecon Mall Kelapa Gading.

Noviana Kornelius, anak sulung Ci Eng, mengatakan bahwa perpindahan lokasi jualan ini disebabkan peristiwa kebakaran yang terjadi di gedung dekat tempat ibunya berdagang.

Meski begitu, sajian ketupat milik Ci Eng tetap dicari banyak orang dan terkenal sebagai ketupat dari Pancoran Glodok.

Kini, Ketupat Ci Eng hanya tersedia di Jalan Boulevard Raya Blok RA1 Nomor 30, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Ci Eng menjadi pengusaha kuliner pertama di keluarganya. Menurut Noviana, keluarga, bahkan dari neneknya, tidak terbiasa memasak, kecuali untuk membuat makanan rumahan.

Perempuan bernama asli Leliana Kornelius atau Kim Eng pun menjadi pembuka jalan. Ci Eng mulai belajar memasak hingga berani berdagang pertama kali pada 47 tahun silam.

"Ibu saya belajar memasak dari awal, dikoreksi sama pelanggan, semua diikuti sampai dapat cita rasa standarnya," kata Noviana kepada media di Festival Kuliner Pecinan 2023, Kamis (4/5/2023).

Kebutuhan hidup yang kian meningkat menjadi awal mula usaha ini dirintis. Hingga kini, Ci Eng masih aktif mengontrol produksi ketupat di tokonya.

Produksi ketupat milik Ci Eng berlangsung setiap hari. Paling siang, proses memasaknya dimulai pukul 05.00 WIB.

Sejumlah ketupat matang disiapkan dari rumah, lalu dibawa ke toko untuk disajikan dengan sayur dan pelengkap.

Bila kurang, ketupat akan dimasak kembali di toko tempat Ci Eng menjajakan dagangannya.

Sajikan empat kuah

Bakmi baskom dan ketupat adalah dua makanan yang dijual Ci Eng. Saat ini, hanya ketupat yang bisa dicicipi langsung oleh pelanggan, sementara bakmi baskom perlu dipesan lebih dulu.

Ketupat Ci Eng berbeda dari biasanya. Ada empat kuah yang dicampur dalam satu sajian, membuat paduan rasanya nikmat.

"Biasanya ketupat sayur cuma satu kuah, sayurnya saja. Kalau ibu saya ada kuah sayur lodeh, ayam kari, rendang santan, dan semur," jelas Noviana.

Keempat jenis kuahnya dicampur menjadi satu. Soal takaran, Noviana mengatakan, tidak selalu sama, apalagi bila pelanggan memiliki permintaan khusus.

Boleh saja meminta lebih banyak takaran semur bila menyukai manis, begitu juga dengan sayur lainnya yang terasa gurih.

Ketupat dan sayur milik Ci Eng disajkan dengan pelengkap berupa telur, tahu, kentang, ayam, hingga daging sapi.

Menu Ketupat Ci Eng terdiri dari Ketupat Aym, Ketupat Komplit Daging, Ketupat Paket Hemat, Ketupat Ayam Telur, dan Ketupat Daging Telur seharga Rp 40.000-an.

Perubahan nama Ci Eng menjadi salah satu tanda kecintaan pelanggan pada masakannya.

Ibu dari Noviana ini tidak dengan sengaja menamai dirinya dengan sebutan Ci Eng. Nama ini justru didapatkan dari pelanggannya.

Banyak pelanggan memanggilnya "cici" karena berasal dari keturunan Tionghoa. Nama depan "Kim" pun kian terganti dengan sebutan Ci hingga dijadikan nama usaha sampai saat ini.

Jumlah pelanggan yang meningkat juga dirasakan Ci Eng. Ia sempat membuka beberapa cabang di Jakarta sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Permintaan dalam porsi besar pun kian berdatangan. Ketupat Ci Eng juga melayani pemesanan untuk kantor dan pernikahan dengan jumlah minimum 100 porsi.

Namun, kesulitan juga sempat melanda bisnis makanan legendaris ini. Selain pandemi, Ketupat Ci Eng harus berhadapan dengan kompetitor.

Meski tak mudah, Noviana mengakui bahwa perjalanan jatuh bangun bisnis yang diceritakan oleh ibunya, berhasil dilewati satu demi satu.

Perlahan tapi pasti, Ketupat Ci Eng berharap dapat membuka cabang tokonya kembali setelah pandemi berakhir saat ini.

Ketupat Ci Eng di Ruko Boulevard Kelapa Gading saat ini buka setiap hari pukul 09.00 - 20.00 WIB.

https://www.kompas.com/food/read/2023/05/06/161000875/ketupat-legendaris-dari-glodok-sudah-buka-sejak-1976

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke