Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa di China Makan Ronde Saat Cap Go Meh?

KOMPAS.com - Ronde merupakan penganan yang kerap disantap masyarakat China saat Cap Go Meh tiba.

Cap Go Meh sendiri adalah penutup perayaan Tahun Baru China yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Imlek.

Di China, ronde dikenal dengan sebutan tangyuan, yakni kudapan yang dibuat dari tepung ketan, susu, dan isi berupa kacang.

Menurut budayawan peranakan Singkawang sekaligus mantan Walikota Singkawang 2007-2012 Hasan Karman, tangyuan sudah dibuat sejak berabad-abad lalu dan memiliki makna khusus bagi masyarakat China.

“Sejarah tangyuan sudah ada berabad-abad lalu, bahkan sudah ribuan tahun. Secara historis sajian tangyuan menjadi sebuah keharusan karena makna filosofis," ujar Hasan, dikutip dari Kompas.com.

Sejarah tangyuan bermula pada 202 SM hingga 220 Masehi. Saat itu, menurut Hasan, ada seorang dayang bernama Yuan-xiao.

"Ia sangat rindu dengan orang tuanya, tapi ia tidak bisa meninggalkan istana," tutur Hasan, dikutip dari berita Kompas.com lainnya.

Yuan-xiao menangis sepanjang siang dan malam hingga mencoba bunuh diri. Namun, Yuan-xiao berhasil ditolong oleh seorang menteri baik hati.

Kemudian, Yuan-xiao disarankan membuat makanan terbaik hingga akhirnya menyajikan tangyuan ssebagai sajian persembahan untuk dewa.

Persembahan tersebut diserahkan Yuan-xiao pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan Imlek.

Cerita itu berakhir bahagia. Kaisar yang bergembira akhirnya mengizinkan Yuan-xiao untuk bertemu dengan orang tuanya.

Mulai saat itu, kaisar mengubah nama kudapan tersebut menjadi Yuan-xiao, sesuai dengan nama dayang yang membuatnya.

Yuan-xiao Jie atau Festival Yuan-xiao kemudian dikenal sebagai Festival Lampion yang dirayakan semua masyarakat China saat ini.

Simbol kebersamaan

Bentuk tangyuan yang bulat dan biasa disajikan dalam mangkuk disebut sebagai simbol kebersamaan keluarga.

“Signifikansi budayanya adalah keluarga yang merayakan (Cap Go Meh) biasanya menikmati tangyuan bersama keluarga," kata Hasan.

“Dari zaman ke zaman tangyuan tetap menjadi makanan kecil yang populer. Menurut catatan sejarah, pada masa Dinasti Sung (960 AD – 1279 AD), tangyuan sangat populer,” ujar Hasan.

Terlebih, pengucapan tangyuan mirip dengan tuanyuan yang digambarkan sebagai simbol reuni keluarga atau berkumpul dengan orang terkasih.

Isi tangyuan juga memiliki makna tersendiri bagi masyarakat China, yakni melambangkan hal-hal baik dan manis, sesuai dengan cita rasa makanan kecil tersebut.

“Hidangan asli Tionghoa memang penuh simbol dan filosofi yang dalam,” kata Hasan.

Masyarakat China yang dikenal kental dengan budaya kemudian membawa penganan ini ke negara yang didatangi, termasuk Indonesia.

Tangyuan lebih dikenal dengan sebutan wedang ronde atau minuman hangat oleh orang Indonesi dan tidak umum disajikan saat Cap Go Meh.

“Bahwa wedang ronde tidak ada filosofi reuni keluarga. Ronde hanya menjadi semacam snacks. Tidak ada nilai simbolis lagi seperti tangyuan,” jelas Hasan.

Makanan khusus Cap Go Meh yang populer di Indonesia adalah lontong cap go meh dan kue keranjang.

https://www.kompas.com/food/read/2022/02/15/190500875/mengapa-di-china-makan-ronde-saat-cap-go-meh-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke