Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hardiknas, Disdik Banyumas dan GSM Dorong Munculnya Guru yang Dirindukan Siswa

Kompas.com - 12/05/2024, 17:14 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

Rizal menyampaikan, sudah bukan lagi waktunya perwujudan diferensiasi di dalam pendidikan hanya sebatas formalitas.

"Dibutuhkan kesungguhan dengan pola pikir bahwa pedagogi pendidikan kita harus dapat mengeluarkan passion dan potensi bawaan lahiriah setiap individu yang berbeda-beda, sekaligus relevan dengan lingkungan sekitar," tegasnya.

Dia melanjutkan, "inilah wujud dari pendidikan berkebudayaan, sehingga pemaknaan dan penerjemahan kurikulum akan fleksibel, disesuaikan dengan kultur setempat. Filosofi ini harus melekat pada diri guru, birokrat pendidikan, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya."

Pendidikan berkebudayaan akan membuat guru menjadikan alam dan kehidupan nyata sebagai laboratorium belajar dan membangun sinergitas belajar antar dalam dan luar kelas, sehingga pembelajarannya dapat melampaui sekat-sekat mata pelajaran.

Jika demikian, maka pendidikan akan membebaskan guru dan murid, menyadarkan mereka dari kondisinya yang tidak ideal, lalu, berani berkreasi untuk menciptakan inovasi, gagasan, dan aksi yang berdampak bagi kebaikan bersama.

"Lantas, akan terbangun spirit “ad maiora natus sum” (mengutip Santo Aloysius Gonzaga) di dalam jiwa anak-anak, bahwa kita dilahirkan untuk hal-hal yang lebih besar dari diri kita sendiri," ujar Rizal.

Selaras dengan harapan Kadisdik Kab. Banyumas Joko Wiyono yang menginginkan guru menjadi sahabat dari murid, Rizal menyampaikan kenyamanan dan rasa aman akan tercipta dalam proses belajar mengajar apabila setiap dialog, interaksi, dan refleksi guru dan murid didasarkan rasa cinta.

"Tak ubahnya analogi hubungan antara orangtua dengan anaknya," tegas Rizal lagi.

Saat menutup rangkaian pembicaraanya, Rizal mengutip Soekarno yang menyematkan predikat istimewa dan suci kepada seluruh guru, tak terkecuali kepada 1.200 yang hadir pada seminar tersebut.

Baca juga: Hardiknas yang Berlalu Begitu Saja Tanpa Pesan

 

“Rasul Peradaban”, istilah tersebut dilontarkan Rizal bagi guru sebagai sosok-sosok pengemban tugas mulia.

“Demokrasi bisa saja hancur, kejujuran bisa saja terlupakan atau tiada, tetapi selama masih ada guru, maka peradaban tidak pernah akan hancur karena guru adalah sang Rasul Peradaban,” tutup Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com