Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ikhsan, Anak Tukang Bangunan Lulus Cumlaude di UGM

Kompas.com - 18/04/2024, 19:58 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

Ketiga, mahasiswa sebaiknya tidak lelah melakukan review materi. Apabila ada materi yang belum dipahami, jangan ragu meminta bantuan teman.

Terakhir, perhatikan baik-baik apa yang disampaikan oleh dosen supaya bisa menangkap poin penting materi tersebut. “Saya adalah tipe orang yang tidak suka banyak mencatat. Lebih baik saya fokus memperhatikan penjelasan dosen kemudian mencatat poin pentingnya dan membuat catatan versi saya sendiri,” terang Ikhsan.

Salah satu blok yang paling disukai Ikhsan adalah Comfort, Well-being, and Coping.

Dirinya menyukai blok ini karena membuatnya sadar bahwa tugas sebagai perawat tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis pasien, tetapi juga kebutuhan spiritualnya.

Peran perawat tidak berhenti ketika berhasil mengantarkan pasien yang sakit untuk sembuh, tetapi juga harus memberikan perawatan paliatif kepada pasien yang memiliki penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan. Artinya, seorang perawat dituntut untuk bisa mengantarkan pasien meninggal dalam keadaan bermartabat.

Proses belajar Ikhsan tidak selalu mulus, kadang-kadang dirinya mendapatkan kesulitan yang harus dipikirkan solusinya. Kesulitan yang sering ditemui adalah gangguan notifikasi telepon seluler.

Untuk mengatasinya, Ikhsan tegas kepada dirinya untuk mematikan notifikasi supaya bisa kembali fokus belajar.

Selain itu, pada masa-masa perkuliahan, fokus Ikhsan tidak hanya pada hal-hal akademik, tetapi juga kegiatan organisasi. Hal ini menuntut dirinya untuk bisa menyusun skala prioritas supaya semua kewajiban bisa diselesaikan sesuai target.

Pada tahun pertama masa kuliah Ikhsan tergabung dengan BEM FK-KMK Kementerian Sosial Masyarakat dan dilanjutkan menjadi Menteri dalam Kementerian tersebut pada tahun kedua.

"Tidak ada tips khusus dalam manajemen waktu, semua mengalir begitu saja. Namun, waktu untuk hobi biasanya saya sisihkan ketika semua kewajiban sudah selesai," tegas Ikhsan.

Menurut Ikhsan, proses belajar lebih penting dibanding mendapatkan IPK tinggi.

"Di FK-KMK ditekankan untuk menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat. Ilmu pengetahuan di dunia kesehatan selalu berubah seiring berkembangnya zaman, maka profesi kesehatan tidak boleh berhenti belajar. Selain itu, di FK-KMK mahasiswa juga dituntut untuk memiliki intuisi profesional kesehatan supaya bisa memberikan pelayanan kepada pasien secara maksimal," ungkap dia.

Kagum pada dua sosok profesor di UGM

Selama masa perkuliahan, Prof. Adi Utarini menjadi panutan yang dikaguminya. Kekagumannya tumbuh, saat Prof. Uut memberikan materi terkait nyamuk Wolbachia dalam mata kuliah Keperawatan Tropis.

Peran Prof. Uut sebagai salah satu peneliti utama di World Mosquito Program memukau Ikhsan.

"Selain itu saya juga kagum karena penelitian Prof. Uut memiliki tujuan utama untuk kemaslahatan orang banyak," tambah dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com