Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sarjiya, Anak Penjual Gula Jawa Gapai Gelar Guru Besar

Kompas.com - 01/02/2024, 19:13 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Momen haru tercipta saat Sarjiya yang merupakan anak dari penjual gula jawa dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia dikukuhkan jadi guru besar di ruang Balai Senat UGM, pada Kamis (1/2/2024).

Dia membaca teks pidato pengukuhan guru besar harus berhenti sejenak saat membacakan teks pidato untuk menyeka air matanya yang mengalir deras.

Baca juga: Ngainul, Lulus S3 di UGM pada Usia 31 Tahun dengan IPK 4,00

Pria kelahiran Kulon Progo 51 tahun ini terlahir dari keluarga sederhana di Lendah, Kulon Progo.

Ayahnya adalah Pujidiyono yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping.

Sedangkan sang ibu, Sumirah merupakan pedagang gula jawa yang setiap harinya berkeliling menyusuri jalan di kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.

"Bapak dan ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah," kata dia dilansir dari laman UGM, Kamis (1/2/2024)..

Sarjiya menceritakan kedua orangtuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.

Meski begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan dirinya meski keputusan itu harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

"Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan," ucap dia.

"Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa," tambah anak keempat dari lima bersaudara ini.

Usai menyampaikan pidato, Sarjiya langsung mendatangi sang ibunda sambil bersujud. Dia memeluk ibundanya dengan erat.

Baca juga: Beasiswa Kursus Bahasa Mandarin 2024, Uang Saku Rp 12 Juta Per Bulan

Selanjutnya, dia menyalami empat saudari perempuannya. Sayang, sang Ayah tidak hadir di momen pengukuhan dirinya karena sudah berpulang.

Sarjiya menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo tahun 1987. Lalu menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot tahun 1990.

Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993 dan di tahun yang sama melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.

Lalu, pendidikan S2 dilanjutkan di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus tahun 20021. Pendidikan doktor diselesaikan di prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul "Integrsi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan", Sarjiya mengatakan untuk menuju transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia diperlukan dalam rangka pemanfataan secara optimal seluruh potensi energi baik terbarukan maupun non-terbarukan.

Dengan karakterisitik intermitensinya, integrase potensi variable renewable energy ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional menghadapi banyak tantangan.

Baca juga: 6 Jurusan Kuliah Paling Diminati di UGM Tahun 2023

Oleh kerena itu, diperlukan inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga untuk memastikan layanan energi listrik yang handal, aman, berkualitas dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com