Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngainul, Lulus S3 di UGM pada Usia 31 Tahun dengan IPK 4,00

Kompas.com - 27/01/2024, 06:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mukhamad Ngainul Malawani menjadi pusat perhatian di antara 836 lulusan program pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diwisuda pada Rabu (24/1/2024).

Itu karena, dia meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian.

Ia juga dinobatkan sebagai wisudawan dengan predikat lulusan tercepat, karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal, masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.

Dia mengaku senang berhasil menyelesaikan Doktor Prodi S3 Ilmu Geografi UGM dengan predikat IPK tertinggi dan menjadi lulusan tercepat.

Dia sebenarnya tidak hanya kuliah di UGM saja, tapi sambil mengikuti program double degree jenjang doktor untuk kuliah studi pendidikan doktor di University of Paris 1 Panthéon-Sorbonne. Karena itu, dia bisa lulus dari dua kampus dengan dua gelar doktor yang berbeda dalam satu waktu.

Baca juga: Cerita Rika, Raih Beasiswa Kuliah Double Degree Gratis ke Jepang

"Sebenarnya saya ambil kuliah di dua tempat. Di UGM terdaftar Januari 2021. Di Perancis compulsory course telah selesai pada tahun pertama, jadi tinggal melanjutkan riset. Karena tahun 2021 juga masih suasana pandemi, kuliah di UGM pun semua dijalankan online tanpa harus saya pulang ke Indonesia," ucap pria yang akrab disapa Ngainul ini.

Anak guru ngaji yang pantang menyerah

Ngainul lahir dan besar di Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Ayah dan Ibunya menjadi guru mengaji di kampungnya. Selain itu, keluarganya juga ikut beternak dan bertani.

"Kedua orangtua saya guru ngaji di kampung. Ada surau kecil di samping rumah. Banyak anak-anak yang belajar di tempat kami ketika sore dan malam hari," kenang dia.

Didikan orangtua yang begitu kuat dalam hal agama dan terbiasa hidup sederhana selalu memotivasi dirinya untuk bisa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ngainul bersyukur berkat bimbingan dan doa dari kedua orangtua, akhirnya dia bisa menyelesaikan pendidikan S3.

Baca juga: Kisah Farani, Lulusan Unair yang Raih Gelar Double Degree

Pria yang bekerja sebagai tenaga pengajar di Fakultas Geografi UGM sejak tahun 2018 ini menceritakan bagaimana proses perkuliahannya sampai bisa lulus jenjang S3.

Awalnya, dia kuliah S1 Geografi Lingkungan UGM dan sudah lulus tahun 2014. Selanjutnya melanjutkan pendidikan S2 Magister Geografi UGM Lulus 2017.

Kemudian, karena diterima menjadi tenaga pendidik di UGM, dia pun melanjutkan studi di Prancis November 2019.

"Di sana saya mengambil program join supervision, agar dapat dibimbing oleh supervisor dari Prancis dan Indonesia," ujarnya.

Saat itu, ada kerja sama UGM dengan Universitas Paris 1 Panthéon-Sorbonne dan dilanjutkan kerja sama Fakultas Geografi UGM dengan Ecole Doctorale Geographie de Paris yang salah satunya adalah terkait pembukaan program double degree untuk jenjang doktor.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com