Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya Jelaskan Efek Cuaca Panas bagi Lansia

Kompas.com - 05/11/2023, 14:53 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuaca panas masih dirasakan banyak masyarakat di Indonesia yang wilayahnya belum terguyur hujan.

Bahkan di beberapa daerah, suhunya bisa mencapai di atas 36 derajat setiap harinya. Suhu panas ekstrem ini bisa mengakibatkan siapapun akan jatuh sakit. Terutama bagi para lansia.

Firman, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan bagaimana cuaca panas ekstrem ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan manusia, terutama pada lansia.

Ia mengatakan meski lansia adalah orang dewasa, namun mereka adalah kelompok yang rentan dengan kelelahan akibat panas dan dehidrasi.

Baca juga: Mahasiswi UM Surabaya Raih IPK 3,92 Bagikan 5 Tips Belajarnya

Karena itu beberapa hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh masyarakat terutama lansia.

Pertama cuaca panas dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi, selain para pekerja bangunan yang bekerja di bawah terik matahari.

Lansia merupakan kelompok paling rentan mengalami dehidrasi, karena terjadi penurunan kemampuan tubuh mereka untuk menyimpan air yang cukup seiring bertambahnya usia.

“Untuk itu bila kita tinggal bersama keluarga yang sudah lanjut usia, maka perlu diperhatikan kebutuhan minum air putih yang cukup untuk mereka. Selama cuaca panas ini terjadi, maka disarankan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, dengan minum air putih yang cukup yaitu 2 hingga 2,5 liter perhari,” ujar Firman dilansir dari laman UM Surabaya.

Kedua, heatstroke yaitu dimana terjadi suatu kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga 400 C. Lansia juga lebih rentan terhadap heatstroke atau mengalami panas pada tubuh berlebihan.

Pemanasan berlebihan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk pingsan dan bahkan menimbulkan kematian.

“Karena itu lansia harus betul-betul bisa menjaga diri, terutama dari paparan sinar matahari secara langsung. Carilah tempat yang sejuk atau minimal tidak panas, dan menghindari berada di bawah sinar matahari terik terlalu lama,” imbuhnya lagi.

Ketiga, perubahan makanan. Cuaca panas dapat memengaruhi nafsu makan terutama pada lansia. Oleh sebab itu penting untuk memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang cukup, namun jika seseorang mengalami nafsu makan menurun, sebaiknya makanan ringan dan buah-buahan dapat diberikan, karena akan sangat membantu.

Baca juga: Beasiswa S1 dari LPS, Ada Bantuan Rp 1,5 Juta Per Bulan

Firman menegaskan, untuk melindungi lansia dari masalah kesehatan akibat cuaca panas. Sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan di atas, seperti minum air putih yang cukup, menghindari paparan sinar matahari secara langsung, mengenakan pakaian yang ringan dan sedikit longgar.

Cuaca panas ekstrem adalah salah satu contoh nyata, dari perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia.

“Karena itu pemerintah harus mengambil tindakan mitigasi yang tepat, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, untuk mengurangi frekuensi dan intensitas cuaca panas ekstrem di masa depan, mendorong penggunaan energi terbarukan dan penghematan energi,” pungkas Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com