Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lazis ASFA Bidik 2.000 Orang Peroleh Beasiswa S1-S3 hingga 2024

Kompas.com - 30/07/2023, 20:28 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lazis ASFA mencanangkan ada 2.000 orang yang memperoleh beasiswa jenjang S1-S3 hingga 2024.

Lazis ASFA didirikan oleh Komjen Pol (Purn) Dr. Syafruddin dan diketuai oleh Dr. Dasat Latief didedikasikan untuk program keummatan melalui tasaruf zakat dalam bentuk 5 program, yakni pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, kesehatan, serta sosial dan dakwah.

Menurut Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi, dari lima program tersebut yang menjadi unggulan adalah pada bidang pendidikan.

Baca juga: Beasiswa S2 Gratis ke Australia, IPK 2,75 Bisa Daftar

Lazis ASFA mendorong percepatan pengembangan SDM di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam.

"Hingga Juli 2023 ini sebanyak 939 orang mendapatkan beasiswa mulai dari jenjang santri, pelajar, S1, S2 hingga S3, di dalam dan luar negeri," ucap dia dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (30/7/2023).

Menurut Kiai Anizar, bagi kader lembaga atau pesantren, maka setelah selesai studi mereka diwajibkan kembali ke lembaga pesantren atau pendidikannya.

Sedangkan bagi non kader lembaga, maka wajib menjalani masa pengabdian masyarakat di pesantren-pesantren selama minimal satu tahun yang ditentukan oleh Lazis ASFA.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof. Kamaruddin Amin menyebutkan, zakat menjadi instrumen penting dan strategis dalam berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, tren perkembangan zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) di Indonesia sudah bagus, tahun 2023 menembus angka Rp 33 triliun.

Dia berharap 10 tahun ke depan bisa mencapai diatas Rp 100 triliun.

"Ada ghirah kesadaran berzakat dari umat Islam, dikarenakan lembaga filantropi dan penggiat zakat serta penyuluh agama bergerak secara massif memberikan nilai-nilai penting tentang wajibnya zakat dan dampaknya pada sektor masyarakat," jelas dia.

Baca juga: Nadiem: PPDB Sistem Zonasi Mampu Perhatikan Kebutuhan Siswa

Pimpinan Baznas, Prof. Zainul Bahar Noor menjelaskan jika target capaian perolehan dan pengelolaan zakat berhasil, maka zakat akan menjadi instrumen power full dalam menyelesaikan problematika umat.

Prof. Zainul Bahar menjelaskan bahwa potensi perolehan ZIS di Indonesia sangat besar, yaitu Rp 326,7 triliun, tapi kini baru mencapai Rp 33 triliun.

Kemenag dan Baznas RI mengapresiasi kinerja filantropi Indonesia yg sudah sangat bagus, di antaranya Lazis Assalam Fil Alamin yang secara kontinu berpikir keras untuk ikut menyelesaikan problematika umat, melalui pendayagunaan tasaruf zakat yang tepat sasaran.

Percepat pengembangan SDM

Ketua Dewan Syariah Lazis ASFA, KH. Anang Rikza menjelaskan pentingnya dua sayap filantropi, yakni zakat dan wakaf yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Menurutnya, zakat dan wakaf harus menjadi menjadi gaya hidup umat Islam Indonesia. Zakat menjadi kewajiban setiap muslim sebagaimana sholat, yang jika ditinggalkan akan berdosa.

Lazis ASFA mendapatkan penghargaan dari Kemenag dalam bidang inovasi pengembangan dan percepatan SDM serta kaderisasi berbasis pondok pesantren atau lembaga pendidikan Islam.

Baca juga: Mau Sekolah di SMA Pradita Dirgantara? Kenali Jalur Masuk dan Syaratnya

Penghargaan yang diberikan dalam acara peluncuran buku "Filantropi Islam untuk Indonesia" di Kantor Kemenag, Thamrin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com