Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unair: Sosmed Thread Berpotensi Bertahan Lama

Kompas.com - 17/07/2023, 09:34 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini dunia maya sedang heboh dengan kehadiran aplikasi sosial media (sosmed) terbaru, yakni Threads.

Media sosial yang mampu meraih lebih dari 100 juta pengguna hanya dalam lima hari tersebut, digadang-gadang akan menyaingi media sosial berbasis teks pendahulunya yakni Twitter.

Baca juga: 5 Jurusan yang Sedikit Peminat tapi Peluang Kerja Besar

Guru Besar Studi Media Universitas Airlangga (Unair), Prof. Rachmah Ida memberikan tanggapan atas kemunculan Threads.

Dia menyebut persaingan merupakan hal yang wajar dalam industri media.

Selain itu, Threads sebenarnya tidak hanya bersaing dengan Twitter, tapi juga media sosial yang lain.

"Dalam lingkup ekonomi digital, sebenarnya semua media sosial dibuat bersaing untuk mendapatkan pengguna sebanyak-banyaknya. Hal ini karena industri digital media sama halnya dengan industri media massa mainstream. Di mana sumber pendapatannya berasal dari pelanggan serta iklan," kata dia mengutip laman Unair, Senin (17/7/2023).

Threads memiliki potensi bertahan

Meski awalnya ikut-ikutan mendaftar media sosial baru karena sekedar penasaran, Threads masih memiliki potensi untuk tetap bertahan dalam industri media.

Menurut Prof. Ida, fakta Threads merupakan buatan dari salah satu Tech Giant juga semakin memuluskan jalan Threads untuk bersaing dengan media sosial lain.

Bila melihat secara historikal, media sosial kenamaan seperti Twitter mulai banyak yang berminat karena banyaknya politikus serta pemimpin dunia yang bergabung.

"Orang-orang mulai ikut-ikutan masuk ke media sosial itu. Sebab merasa dapat mengikuti dan mengomentari isu global dengan mudah, merasa bagian dari network pemimpin dunia," jelas dia.

Baca juga: 55 Perguruan Tinggi dengan Status Akreditasi Unggul dari BAN-PT

Memiliki tampilan serta fitur-fitur yang hampir sama, pengguna Threads bisa jadi menyenangi atau mencari hal-hal yang ada di Twitter.

"Kalau ke depannya pengguna menyukai membangun networks seperti di Twitter, maka butuh fitur yang dapat meningkatkan interaktivitas dengan lebih cepat," ujar Dosen FISIP Unair itu..

Tak hanya interaktivitas, Twitter memiliki lebih banyak varian platform.

Sebut saja fanbase, roleplay, dan anonimitas yang kawula muda gandrungi untuk mengekspresikan diri mereka dengan bebas.

Baca juga: 30 Kampus Swasta dengan Status Akreditasi Unggul dari BAN-PT

"Namun kembali lagi, sukses atau tidaknya sebuah media sosial terlihat dari bagaimana pengembang media sosial dapat memahami tren yang masyarakat sukai," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com