Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acara Wisuda TK-SMA di Luar Negeri Lebih Sederhana Dibanding Indonesia

Kompas.com - 30/06/2023, 09:59 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pengamat Perkembangan Anak, Remaja, dan Pendidikan, T. Novi Poespita Candra menyampaikan, acara wisuda TK sampai SMA mengalami pro dan kontra pada saat ini.

Dulu, istilah wisuda hanya digunakan oleh jenjang perguruan tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu wisuda dilakukan oleh semua jenjang pendidikan.

Baca juga: Kuliah Bersusah Payah, tetapi Mahasiswa UB Ini Lulus dengan IPK 3,94

"Kalau dulu TK-SMA namaya pelepasan atau perpisahan ke jenjang selanjutnya, tapi belakangan ini semua menyebutnya wisuda. Yang jadi persoalan adalah ketika wisuda yang dilakukan oleh jenjang-jenjang di bawah perguruan tinggi ini terlalu berlebihan bahkan memengaruhi material," kata dia mengutip laman UGM, Jumat (30/6/2023).

Dosen Fakultas Psikologi UGM ini menyebutkan bahwa di luar negeri, istilah wisuda (graduation) dipakai di semua jenjang pendidikan.

Hanya saja, terdapat perbedaan besar dalam pelaksanaan wisuda di Indonesia dan luar negeri.

Yang terlihat jelas adalah dalam perayaan wisuda di luar negeri dilakukan secara sederhana.

"Dari pengalaman saat wisuda anak ketika SD di Australia, kami diundang dan mendengarkan setiap anak perkembangannya seperti apa. Jadi, merayakan perkembangan anak poinnya. Tidak ada acara makan-makan dan perayaan mewah lainnya," ungkap dia.

Sementara di Indonesia, dalam pelaksanaan wisuda di jenjang TK hingga SD tak jarang harus sampai menyewa gedung mewah, menyewa baju, dan lainnya.

Hal tersebut menjadi terlalu berlebihan dan memberatkan orang tua serta sekolah.

Kondisi ini pada akhirnya memunculkan kritik dari berbagai pihak sehingga pemerintah melalui Kemendikbud Ristek mengeluarkan Surat Edaran (SE) sebagai bentuk respons akan polemik tersebut.

Melalui SE No.14 Tahun 2023 yang diterbitkan 13 Juni 2023 ini Kemendikbud Ristek mengimbau tidak menjadikan kegiatan wisuda sebagai kegiatan wajib dan jika melaksanakan pelepasan siswa dalam bentuk wisuda tidak boleh membebani orangtua atau wali peserta didik.

Baca juga: 10 Prodi Undip Paling Diminati Jalur UTBK SNBT 2023

"Sebenarnya perlu edukasi karena kalau cuma dilarang wisuda nantinya akan tetap ada kegiatan serupa, hanya ganti nama. Bukan soal selebrasi atau wisudanya tapi lebih ke life style berlebihan saat wisuda," tegas dia.

Novi menekankan pentingnya edukasi terkait esensi wisuda kepada semua pihak termasuk orangtua.

Esensi dari kegiatan wisuda adalah sebagai ajang refleksi bagi anak-anak dan orangtua terkait perjalanan mereka selama menjalani pendidikan.

"Sebenarnya wisuda itu selain mensyukuri ada tahap yang sudah terlampaui, tetapi juga sebagai refleksi perkembangan apa yang sudah dicapai. Refleksi pada masing-masing anak," tutur dia.

Tak hanya itu, momen wisuda juga dimaknai sebagai upaya untuk menyiapkan anak dan orangtua menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.

Baca juga: Kemendikbud Tegaskan Kegiatan Wisuda TK-SMA Tidak Wajib

"Bukan soal adminsitrasi lho, misalnya mau SMP kan sudah remaja. Nah, memasuki masa remaja ini apa yang perlu disiapkan orangtua, apa yang dipesankan pada anak-anak, pemaknaan seperti ini yang harus dipelajari," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com