Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMK Ini Temukan Bug Langka di Google, Raih Hadiah Rp 76 Juta

Kompas.com - 08/03/2023, 17:29 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kemampuan siswa Indonesia mengenal informasi teknologi (IT) tak bisa diremehkan, yakni salah satu remaja asal semarang yang kemampuannya sudah diakui Google.

Perusahaan terbaik di dunia ini memberi uang kepada remaja bernama Abdullah Mudzakir ini sebesar 5.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 76 juta dari Google.

Apa yang dilakukan Mudzakir sampai mendapat uang Rp 76 juta dari Google?

Ternyata siswa SMKN 8 Semarang ini berhasil menemukan bug atau celah rentan dalam sistem Google.

Berkat penemuannya itu, Mudzakir sapaan akrabnya mendapat mendapat kartu Google bug hunters.

Kartu ini diberikan Google bagi seseorang yang memiliki kemampuan hacking atau meretas, serta menemukan kerentanan pada sebuah sistem dan dilaporkan ke perusahaan terkait.

Baca juga: Program Bangkit 2023 Batch 2 Dibuka Juni, Ada Dana Startup Rp 140 Juta

Dilansir dari Kompas.com, siswa kelas XII jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) itu menuturkan, dirinya sudah empat kali ditolak oleh pihak Google atas temuan bug yang diperolehnya.

"Sebetulnya saya lapor di Google itu sudah 5 kali. Tapi yang 4 laporan itu ditolak, karena laporan saya tidak valid. Akhirnya coba cari lagi yang kelima dengan bantuan teman juga, nemu deh akhirnya," ucap Mudzakir kepada Kompas.com.

Mudzakir mengatakan cukup sulit untuk menemukan sebuah bug pada sebuah sistem Google.

Hingga dirinya menemukan bug yang merupakan salah satu bug yang langka.

Dalam artian, bug tersebut jarang ditemukan pada sistem oleh hacker atau peretas lain.

Setelah penemuan bug di sistem Google, Mudzakir sempat berdebat dengan pihak Google terkait temuan bug-nya.

"Perlu waktu hampir setengah bulan buat menjelaskan, bahwa bug yang saya temuin itu sangat rentan dan berbahaya. Jadi waktu nemu bug itu di tahun 2020 akhir, cuma diterimanya pas 2021. Dan katanya, bug saya jadi yang terbaik saat itu," tutur Mudzakir.

Baca juga: 12 PTN yang Punya Jurusan Teknik Informatika Akreditasi Unggul dan A

Kemampuan Mudzakir awalnya tidak mendapat restu dari orangtua untuk menjadi seorang hacker atau bug hunter.

"Karena kata hacker saat itu masih tabu dan jahat. Setelah saya jelasin ke orangtua, responsnya baik," jelas Mudzakir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com