Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Matematika Kerap Tak Disukai Anak, Bagaimana Agar Belajar Pelajaran Ini Lebih Menyenangkan?

Kompas.com - 14/02/2023, 17:01 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bukan rahasia lagi jika matematika kerap menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi para siswa di sekolah karena dirasa sulit. Bahkan, tak sedikit orangtua yang rela membayar bimbingan belajar (bimbel) matematika untuk anak demi mendapatkan nilai yang memuaskan.

Meski demikian, bukan berarti anak-anak bisa langsung suka dengan matematika. Pasalnya, dibutuhkan metode pengajaran tepat dan menyenangkan agar anak-anak tertarik memahami materi yang diberikan oleh guru. Terlebih, setiap anak memiliki kemampuan akademis dan kondisi belajar yang berbeda-beda.

Sebagai informasi, matematika adalah bidang ilmu yang berasal dari bahasa Yunani Kuno, máth?ma, yang berarti pengetahuan, pemikiran, pengkajian, dan pembelajaran.

Bidang ilmu tersebut mencakup studi tentang beragam topik, mulai dari bilangan (aritmetika dan teori bilangan), rumus dan struktur terkait (aljabar), bangun dan ruang tempat mereka berada (geometri), hingga besaran serta perubahannya (kalkulus dan analisis).

Anak telah diperkenalkan pelajaran matematika sejak awal masa belajarnya. Kelak di masa depan, matematika akan sering diterapkan pada berbagai bidang ilmu lainnya yang dibutuhkan pada masa depan, seperti ilmu alam, kedokteran, keuangan, ilmu komputer, hingga ilmu sosial.

Baca juga: Bantu Anak Belajar Matematika dan Bahasa Inggris, Kumon Agendakan Kelas Coba Gratis

Sebagai contoh, dalam ilmu kedokteran, seorang dokter harus mampu menghitung dosis obat yang diberikan kepada pasien.

Sedangkan dalam bidang keuangan, seorang akuntan harus mampu menghitung jumlah pemasukan dan pengeluaran perusahaan agar kas tetap stabil.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat anak menyukai pelajaran matematika sedini mungkin. Akan tetapi, tak sedikit guru di sekolah yang hanya berorientasi pada konten dan penyelesaian materi.

Padahal, anak pada usia dini sangat mudah menyerap ilmu baru. Untuk alasan itulah dibutuhkan metode belajar matematika yang lebih mudah, cepat, dan menyenangkan.

Pendiri Surya Institute, Profesor Yohannes mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh.

“Yang ada hanya mereka yang belum mendapatkan kesempatan belajar dari guru yang baik dengan metode yang benar,” ucapnya.

Baca juga: Dipilih Ikut Olimpiade Sains dan Matematika Asia, Nono Bertemu Gubernur NTT

Metode Kumon membuat belajar matematika menjadi lebih mudah dan menyenangkanDok. Kumon Metode Kumon membuat belajar matematika menjadi lebih mudah dan menyenangkan

Saatnya mencoba Metode Kumon, ini keunggulannya

Kini, orangtua tidak perlu khawatir apabila anaknya tidak mendapatkan metode pengajaran matematika yang tepat. Sebab, ada Metode Kumon yang akan membuat anak Anda memahami matematika dengan cara yang lebih menyenangkan.

Metode Kumon berasal dari seorang guru matematika di Jepang bernama Toru Kumon yang berhasil menemukan cara untuk membuat anak-anak mahir dalam belajar matematika.

Melalui Metode Kumon, anak akan diperkenalkan dengan materi yang mudah terlebih dahulu dan diberikan program belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Anak-anak tidak akan dikelompokkan dalam satu kelas seperti kursus lain pada umumnya.

Tak hanya itu, anak-anak juga akan mengerjakan soal-soal latihan sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan bahan pelajaran Kumon yang sistematis.

Baca juga: Mendagri Desak Percepatan Literasi Matematika Anak-anak dengan Metode Gasing

Anak-anak juga akan terbantu dalam hal pengembangan logika berpikir, pembentukan konsentrasi, dan kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Lebih dari itu, anak-anak bahkan mampu menyelesaikan soal matematika di atas tingkatan kelasnya.

Dengan kata lain, Metode Kumon mendorong siswa untuk menggali potensi terbaiknya dan mengembangkannya secara maksimal. Kini, setiap anak dapat mempelajari Metode Kumon di Kumon Indonesia.

Yuk, ikut Coba Gratis Kumon

Kabar baik bagi para orangtua. Sebab, Coba Gratis Kumon hadir kembali di seluruh kelas di Indonesia dan dapat diikuti oleh anak usia dini.

Lewat Coba Gratis Kumon, orangtua akan mengetahui kemampuan belajar anak dan langkah selanjutnya untuk mengembangkan potensinya.

Coba Gratis Kumon menawarkan pengalaman belajar secara gratis sebanyak empat kali pertemuan. Tak hanya itu, Anda juga dapat berkonsultasi secara gratis selama dua minggu.

Baca juga: Dengan Metode Belajar yang Tepat, Semangat Anak untuk Belajar Matematika Akan Meningkat

Kumon memiliki pembimbing yang kompeten dan bisa diajak untuk berdiskusi seputar kondisi ataupun kendala belajar pada anak. Nantinya, anak-anak akan mengerjakan tes penempatan belajar agar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Anda tak perlu lagi repot mencari kursus matematika anak. Jadi, segera daftar Coba Gratis Kumon dengan mengunjungi situs resmi Kumon di id.kumonglobal.com.

Anda akan langsung mendapatkan informasi seputar Coba Gratis Kumon atau bisa juga mendaftar secara langsung dengan mengunjungi kelas Kumon terdekat di wilayah Anda.

Selain program matematika, Kumon juga menawarkan program bahasa Inggris English as a Foreign Language (EFL) agar siswa dapat memperkaya pemahaman pelajaran bahasa Inggris sambil mengembangkan kemampuan membaca yang baik.

Informasi lebih lanjut mengenai program Kumon, daftar Kumon, hingga biaya Kumon, Anda dapat menghubungi melalui WhatsApp Center Kumon Indonesia dengan menekan WA Center Kumon atau bisa juga mengunjungi media sosial (medsos) Instagram Kumon dan Facebook resmi Kumon.

Yuk, memaksimalkan potensi anak dengan metode yang menyenangkan hanya di Kumon Indonesia. (Wandha Nur Hidayat/pasangiklan.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com