Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UI: Banyak Anak Muda Terjerat Utang karena Paylater

Kompas.com - 10/02/2023, 15:22 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Berdasarkan riset yang dilakukan Kredivo dan Katadata pada Juni 2022, ada beberapa alasan pengguna memilih paylater sebagai metode pembayaran.

Sebanyak 56 persen responden merasakan manfaat fleksibilitas dengan pembayaran cicilan paylater, 55 persen responden menilai kemudahan akses paylater yang membantu mereka mendapatkan kredit, dan 51 persen responden menilai paylater aman karena terintegrasi dengan e-commerce yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sayangnya, sistem pembayaran paylater ini mendorong kalangan muda terjerumus dalam perilaku konsumtif karena hanya dengan sentuhan layar mereka dapat membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan.

Bahkan, sebagian dari mereka memesan makanan, tiket pesawat, dan hotel untuk berlibur meskipun sedang tidak memiliki uang.

Akibatnya, banyak anak muda yang terjerat utang hingga puluhan juta karena tidak mampu melunasi pembayaran.

Menurut Prita, jerat utang yang menimpa pengguna paylater, khususnya anak muda, terjadi karena mereka belum berpenghasilan, tetapi sudah mengambil paylater.

Mereka biasanya mengambil pinjaman di luar batas kemampuan dan melakukan skema gali lubang, tutup lubang sehingga di saat utang yang satu belum lunas, mereka justru mengambil utang baru.

Candu belanja online yang dibarengi dengan minimnya literasi keuangan ini pun semakin memperburuk keadaan.

Baca juga: 6 Jurusan Favorit di Universitas Brawijaya, Rekomendasi di SNBP 2023

Untuk mengatasi situasi ini, Prita mengusulkan perlunya literasi terkait pengelolaan keuangan bagi anak muda.

Berdasarkan framework dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), ada tiga komponen utama dalam mengukur literasi keuangan, yaitu pengetahuan (knowledge), tingkah laku (behaviour), dan sikap (attitude).

Literasi keuangan dapat membentuk perilaku generasi muda agar tidak konsumtif saat berbelanja.

"Literasi keuangan yang tepat dapat membuat individu lebih cermat dalam mengelola keuangan dan mampu memilah pembelian barang atau jasa yang dibutuhkan," tutur dia.

Baca juga: Mengenal Aqiilah, Wisudawan Sarjana Terbaik Unpad

Dalam manajemen keuangan, anak muda bisa menggunakan sistem pemisahan rekening, misalnya untuk pos biaya hidup (50 persen) gunakan rekening tabungan, pos saving (30 persen) gunakan rekening investasi, dan pos gaya hidup (20 persen) gunakan dompet digital.

"Dengan begitu, keuangan lebih terkontrol dan perilaku konsumtif generasi mudah dapat menurun," tukas Prita yang juga merupakan CEO @zapfinance.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com