Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UI: Kecanduan Paylater Buat Generasi Muda Sulit Punya Rumah

Kompas.com - 10/02/2023, 12:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), Prita Hapsari Ghozie menyebutkan bahwa pada lima tahun mendatang, generasi muda kelahiran tahun 1981–1994 terancam tidak bisa membeli rumah, karena kenaikan gaji yang tidak berimbang dengan harga rumah di pasaran.

Hal ini didasarkan pada hasil riset Rumah123.com dan Karir.com tahun 2017 yang menemukan kenaikan gaji normal di luar promosi sepanjang 2016 rata-rata sebesar 10 persen, sedangkan lonjakan harga rumah minimal 20 persen.

Dari hasil survei Indonesia Property Watch (IPW) yang dirilis pada 2022, terungkap bahwa lebih dari 50 persen milenial yang memiliki rumah, ternyata berkat dukungan orangtua.

Baca juga: 10 Jurusan yang Bakal Booming di Masa Depan, Referensi SNBP-SNBT 2023

Sekitar 39,05 persen milenial tersebut dibantu dalam hal uang muka ataupun cicilan, dan sebanyak 12,38 persen dibantu sepenuhnya oleh orangtua.

Selebihnya, mereka tidak membeli properti, karena mendapat warisan.

Hanya 40,95 persen yang benar-benar menggunakan uang hasil keringatnya.

Bukan hanya soal gaji

Meski begitu, ketidakseimbangan antara kenaikan gaji dan kenaikan harga rumah bukanlah satu-satunya penyebab ketidakmampuan generasi muda membeli rumah.
Menurut Prita, budaya konsumtif anak muda untuk gaya hidup adalah penyebab lain yang membuat mereka tidak mampu mempersiapkan kebutuhan di masa depan.

Generasi muda yang memiliki pola konsumtif tinggi akan kesulitan untuk mencicil Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Pola konsumtif anak muda ini diperparah dengan kemudahan akses pembelian barang.

Baca juga: 25 Pekerjaan Bergaji Tinggi bagi Lulusan Jurusan Teknik

Inovasi teknologi informasi di bidang keuangan atau yang dikenal dengan financial technology (fintech) di satu sisi melahirkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis dan aman, namun di sisi lain dapat menjadi bumerang bagi generasi muda yang minim literasi keuangan.

Salah satu yang dapat menjadi pisau bermata dua ini adalah fitur Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang populer dengan sebutan paylater.

Layanan ini memungkinkan konsumen membayar suatu transaksi di kemudian hari, baik dengan sekali bayar maupun dengan cicilan.

Fasilitas pinjaman ini juga sering disebut credit limit. Metode ini tengah menjadi opsi pembayaran yang menarik bagi masyarakat yang memiliki anggaran terbatas.

Sayangnya, sistem pembayaran paylater ini mendorong kalangan muda terjerumus dalam perilaku konsumtif karena hanya dengan sentuhan layar mereka dapat membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan.

Bahkan, sebagian dari mereka memesan makanan, tiket pesawat, dan hotel untuk berlibur meskipun sedang tidak memiliki uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com