Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM: Mahasiswa Belum Pernah Kena "Dropout" karena Masalah UKT

Kompas.com - 09/02/2023, 14:01 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hingga menamatkan pendidikan tinggi.

Komitmen ini ditunjukkan dengan berbagai bentuk dukungan baik dari segi pembiayaan maupun dukungan-dukungan lainnya.

Baca juga: 10 Prodi UGM Paling Diminati di SNMPTN 2022, buat Referensi SNBP 2023

"Belum pernah ada cerita mahasiswa DO (dropout) karena tidak mampu membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal). UGM selalu berkomitmen dan akan terus berkomitmen membantu mahasiswa dari latar belakang ekonomi yang kurang menguntungkan," kata Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof. Supriyadi mengutip laman UGM, Kamis (9/2/2023).

Supriyadi menerangkan, berbagai capaian, prestasi, dan pengakuan yang diberikan berbagai lembaga akreditas dan pemeringkatan menunjukkan kualitas pendidikan di UGM dan sumber daya yang dimiliki.

Meski demikian, menurut Supriyadi, untuk menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan fasilitas yang memadai memang dibutuhkan biaya operasional yang besar.

Di perguruan tinggi, besaran biaya operasional yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi seorang mahasiswa hingga lulus dikenal dengan istilah Biaya Kuliah Tunggal (BKT).

Adapun jumlahnya tidak sama antara program studi yang satu dengan program studi yang lainnya sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran yang juga berbeda.

Selama ini, jumlah mahasiswa UGM yang ditarik biaya kuliah per semester berupa senilai besaran BKT relatif sedikit.

Lebih dari 90 persen mahasiswa membayar biaya kuliah per semester dengan besaran UKT yang telah disubsidi atau di bawah besaran BKT di program studi tempatnya menjalani studi.

Baca juga: Peneliti UGM: Pelemahan KPK Picu Turunnya Indeks Persepsi Korupsi

"Ketika UKT sama dengan BKT itulah BEP (break even point). Kalau kita melihat profil mahasiswa UGM, UKT yang paling tinggi yaitu UKT 8 besarannya ada yang sama dengan BKT, ada yang sedikit di bawahnya, dan hanya 9,2 persen mahasiswa UGM yang masuk mendapat UKT tertinggi ini. Kita sudah melakukan subsidi agar proses pendidikan dapat terselesaikan dengan baik," ungkap Supriyadi.

Dia melanjutkan, sekitar 20 persen mahasiswa UGM masuk dalam penerima UKT 0, UKT 1 dan UKT 2 dengan biaya kuliah per semester sebesar Rp 500 ribu dan Rp 1 juta.

"Jika di program studi tersebut BKT-nya Rp 9 juta, dan mahasiswa hanya membayar Rp 500 ribu, berarti subsidinya sebesar Rp 8,5 juta," ucapnya.

Subsidi biaya kuliah bagi mahasiswa UGM ini, terangnya, tidak semuanya dibiayai oleh pemerintah.

Untuk itu, selama ini UGM menghimpun dukungan pembiayaan dari berbagai pihak, termasuk para orang tua mahasiswa, untuk menutup kebutuhan biaya yang jumlahnya tidak sedikit.

Baca juga: 10 Prodi UPN Veteran Jakarta Paling Diminati, Referensi SNBP 2023

"Untuk menyiapkan SDM berkompetensi baik bukan hal mudah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita harus punya sumber daya pendukung dari sisi keuangan dan fasilitas yang memadai untuk menyediakan berbagai macam kebutuhan," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com