Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2022, 17:13 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kebun Raya Bogor merupakan pusat konservasi tumbuhan ex situ dengan fokus 5 pilar kebun raya, yaitu konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan.

Kebun Raya Bogor kembali membuka wahana edukasi Rumah Kaca Taman Nepenthes yang memiliki koleksi lebih dari 50 jenis Nepenthes dengan berbagai keunikannya.

Baca juga: 30 BUMN Buka 890 Lowongan Kerja untuk Lulusan Diploma, S1, dan S2

Kebun Raya Bogor memiliki 10 jenis tanaman favorit sebagai obyek wisata, di antaranya Amorphophallus Titanium (bunga bangkai), Victoria Amazonica (Teratai Raksasa), dan Grammatophyllum Speciosum (Anggrek Macan).

Kemudian ada Kigelia Africana (Pohon Sosis), Ravenaia Madagascariensis (Pisang Kipas), Lodoicea Maldivica (Kelapa Kembar), Rafflesia Padma (Bunga Raflesia), Entada Phaseoloides (Pohon Tarzan), Koompassia Excelsa (Pohon Madu), Coruoupita Gulanensis (Pohon Canon).

Selain jenis tanaman favorit yan hadir di Kebun Raya Bogor, Taman Nepenthes juga hadir dalam upaya pengembangan riset konservasi dan optimalisasi pengetahuan tumbuhan hayati di Kebun Raya Bogor.

Tumbuhan ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat.

Menurut data IUCN Red List, terdapat 27 jenis kantong semar yang terancam punah, 4 diantaranya merupakan jenis dengan status konservasi Critically Endengered (CR) atau kritis dan 4 lainnya berstatus Endengered (EN) atau terancam.

Keanekaragaman Nepenthes di Kebun Raya Bogor sebagai bentuk pelestarian dari adanya konversi lahan.

Hal ini menjadikan Nepenthes masuk dalam kategori tumbuhan langka di IUCN Red List dan tumbuhan yang harus dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Ungkap Alasan Ubah Mekanisme Seleksi Masuk PTN 2023

"Kami pilih Nepenthes karena salah satu kekayaan hayati Indonesia yang khas. Rata-rata keilmuan tentang kantong semar itu kita dapatkan dari ilmuwan luar negeri. Harapannya, Taman Nepenthes bisa mendorong peneliti Indonesia mengembangkan penelitian dan menumbuhkan juga minat para pelajar," ucap Komisaris Utama PT Mitra Natura Raya Heri Erlangga dalam keterangannya, Rabu (7/12/2022).

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengaku, secara umum kantong semar tidak boleh diperjualbelikan.

Dengan jumlah koleksi yang ada di sini, maka dapat memperbanyak spesies secara artifisial, sehingga bisa menjadi komoditas.

"Nanti, kita juga akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memastikan pelestarian bisa dijaga sekaligus bisa memberi dampak ekonomi kepada masyarakat," ucap Tri Handoko.

Tidak hanya untuk riset, tapi juga untuk edukasi generasi muda agar lebih mengenal kantong semar.

Baca juga: Rektor Minta Lulusan Unair Jangan Minder

"Jadi, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melestarikannya," jelas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com