Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Kembali Buka Program SMK PK SPD 2023

Kompas.com - 05/12/2022, 17:51 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan jenjang SMK kini tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Ditjen Pendidikan Vokasi terus melakukan transformasi.

Hal itu dapat dilihat dari salah satu program yang akan kembali diselenggarakan pada 2023 yakni Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).

Tentunya, program ini tak lepas dari keberhasilan pelaksanaan program serupa di tahun 2022. Ada sebanyak 373 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia telah merasakan manfaat besar dari program SMK PK SPD 2022.

Mulai dari sisi kurikulum yang semakin selaras dengan industri, teaching factory yang sudah berorientasi produk, guru yang semakin banyak tersertifikasi, dan sebagainya.

Baca juga: Lowongan Kerja Kalbe Farma bagi Lulusan Minimal SMA/SMK

Selain itu, program SMK PK SPD 2022 juga berhasil meraih dukungan positif dari industri yang dibuktikan dengan tingginya minat industri untuk terlibat dalam skema pemadanan dukungan.

Tahun lalu didukung 349 industri

Melansir laman Ditjen Pendidikan Vokasi, Sabtu (3/12/2022), program SMK PK SPD 2022 berhasil meraih dukungan dari 349 industri dengan total komitmen investasi dari industri sebesar Rp 439,25 miliar. Investasi tersebut ditujukan bagi 373 SMK atau rata-rata sekitar Rp 1,18 miliar per sekolah.

Adapun bentuk komitmen industri tersebut berupa:

  • penguatan sarana dan prasarana pembelajaran sebesar Rp 173 miliar
  • praktik kerja lapangan sebesar Rp 59 miliar
  • pelatihan dan sertifikasi guru Rp 53 miliar
  • pengembangan teaching factory Rp 52 miliar
  • praktisi mengajar (guru tamu) Rp 30,3 miliar
  • penyelarasan kurikulum Rp 16 miliar
  • bentuk lainnya sebesar Rp 56,23 miliar

Menurut Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, program SMK PK SPD merupakan mekanisme pengembangan SMK Pusat Keunggulan yang berbasis kemitraan dan penyelarasan dengan partisipasi dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang didukung oleh pendanaan dari APBN dan investasi DUDI.

Kemendikbudristek akan memadankan investasi dari industri 1:1, di mana plafon pendanaan maksimal yang diberikan pemerintah adalah Rp 3 miliar.

Melalui program SMK PK SPD diharapkan akan terjalin kemitraan yang lebih terukur antara DUDI dengan SMK.

Baca juga: Kaleidoskop Merdeka Belajar Kemendikbud Ristek, Simak Semua Programnya

Dalam kegiatan Diskusi Media di Kemendikbud Ristek, Jumat (2/12/2022), Saryadi mengatakan bahwa sebenarnya ada 824 industri dan konsorsium yang mengusulkan kerja sama SPD.

Namun, setelah dilakukan kurasi hanya 349 industri yang dinilai memenuhi syarat untuk menjadi mitra SPD.

"Ini sinyal yang sangat positif dan respons yang sangat baik dari dunia usaha dan dunia industri. Karena sesungguhnya ini adalah kemitraan yang sangat baik yang akan berdampak tidak hanya pada SMK tetapi juga bagi industri," ujarnya dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi.

Saryadi juga mengatakan bahwa dukungan tinggi dari industri juga mencerminkan antusias dan harapan besar dari banyak pihak terhadap pendidikan vokasi di Indonesia.

Termasuk kesadaran bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, utamanya DUDI.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com