Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ancaman Resesi 2023, Dosen Unair Sarankan Investasi Ini

Kompas.com - 31/10/2022, 19:16 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global pada 2023 menjadi perbincangan hangat belakangan ini.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) pun memberikan komentarnya.

Dosen FEB Unair Made Gitanadya Ayu Ariani mengingatkan kepada para Investor untuk tetap tenang menghadapi isu resesi global 2023.

Menurut Made, kondisi ini justru dapat menjadi momen terbaik untuk berinvestasi khususnya di pasar saham.

"Untuk 2023 saat memang krisis, (investor) di pasar saham sebaiknya tetap tenang karena saya percaya yang dibilang warren buffet bahwa be fearful when others are greedy be greedy when others are fearful," terang Made seperti dikutip dari laman Unair, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Unpad Gelar Konser Musik Inklusif Teman Tuli, Libatkan Juru Bahasa Isyarat

Investasi emas bisa diprioritaskan saat terjadi resesi ekonomi

Dosen Departemen Manajemen Unair ini menambahkan, beberapa saham yang sekiranya akan bertahan ditengah adanya resesi. Saham tersebut ada pada sektor energi dan perbankan.

Dia menekankan, sektor perbankan terbilang aman karena usaha perbankan di Indonesia diatur dan diawasi sangat ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Terlebih saham-saham blue chip atau saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil.

"Tetap paling aman saat resesi, kembalilah ke saham blue chip, sama di LQ45 misalnya atau saham BUMN, karena jika ada apa-apa pasti akan di bailout oleh pemerintah," beber Made.

Baca juga: Universitas Terbaik di Thailand Menurut THE WUR dan QS WUR 2023

Meski demikian, Made menyebut portofolio investasi yang baik adalah yang terdiversifikasi. Bukan hanya terdiversifikasi produk namun juga sektor usahanya.

Selain investasi saham, lanjut made, investasi emas bisa diprioritaskan saat terjadi resesi. Karena menurutnya emas merupakan instrumen yang stabil.

"Saya menyarankan kalau untuk di masa resesi, tetap paling aman memegang emas, karena justru harganya naik. Emas sekarang harganya naik ke Rp 800ribuan harganya, setelah sempat turun ke Rp 780ribu per gram. Saat krisis orang akan kembali ke instrumen paling aman yaitu emas," ungkap Made.

Investor di pasar saham agar tidak terlalu agresif

Made menyarankan kepada para investor di pasar saham agar tidak terlalu agresif serta jangan FOMO (Fear Of Missing Out) atau terprovokasi orang lain saat membeli saham.

Baca juga: 10 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR, QS WUR dan UniRank

Hal tersebut dapat menyebabkan terperangkap pada saham gorengan atau saham yang harganya sudah dimanipulasi dan bisa tidak laku terjual nantinya.

"Jangan mudah FOMO, jangan mudah percaya omongan orang, tetap lihat fundamental perusahaan, dan tetap jangn lupa untuk take profit," tutup Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com