Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Sirup Anak Dilarang, Pakar Unair Sarankan Ini Jika Anak Sakit

Kompas.com - 30/10/2022, 17:20 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah telah mengeluarkan larangan konsumsi obat sirup karena adanya kasus gagal ginjal akut pada anak belakangan ini.

Kebijakan ini diambil karena adanya obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol yang berbahaya bagi tubuh.

Kebijakan ini tentu membuat orangtua menjadi khawatir apabila anaknya sedang sakit demam atau batuk pilek, obat apa yang sebaiknya diberikan?

Staf Pengajar Departemen Anatomi, Histologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dr Annette d’Arqom mengatakan, setelah adanya larangan penggunaan obat sirup, masyarakat bisa beralih dengan menggunakan obat puyer.

Baca juga: Rektor UGM Mewisuda Putrinya yang Lulus dengan IPK 4.00

Obat puyer tak bisa sembarangan

Dia menerangkan, ada perbedaan obat sirup dan puyer yaitu pada kandungan pemanis. Obat puyer rasanya lebih pahit dibandingkan dengan obat sirup.

Sehingga orangtua lebih memilih sediaan sirup agar lebih mudah diberikan kepada anak. Namun, ternyata obat puyer tidak bisa dibuat sembarangan.

"Obat puyer ini tidak bisa dilakukan sendiri ya. Susah untuk mengira dosisnya apalagi untuk anak," kata Annette seperti dikutip dari laman Unair, Minggu (30/10/2022).

Dia menyampaikan, berat badan anak memiliki perbedaan sehingga dosisnya harus menyesuaikan. Sehingga pembuatan puyer dilakukan oleh dokter atau di fasilitas kesehatan terdekat.

Annette menekankan, menjaga kesehatan anak bisa dilakukan dengan cara tidur yang cukup, makan makanan bergizi seperti buah dan sayur, dan aktivitas fisik yang cukup, berjemur, agar tubuh tetap sehat sehingga tidak perlu mengonsumsi obat.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

"Jika ada gejala tidak enak badan atau demam disarankan untuk menggunakan terapi non-farmakologis dahulu," kata Annette.

Terapi non-farmakologis yang bisa dilakukan seperti kompres, istirahat yang cukup, dan minum madu atau bahan alami lainnya.

Baca juga: Dosen UNS: Obat Sirup Dilarang karena Mengandung 2 Zat Ini

Bagaiamana jika anak terlanjur konsumsi obat sirup?

Dia menambahkan, apabila dirasa anak perlu mengonsumsi obat beli obat bebas atau bebas terbatas dalam sediaan tablet.

"Kalau pakai sirup pastikan obatnya masuk daftar obat yang diperbolehkan BPOM. Jika ragu konsultasi saja ke dokter," urai Annette.

Ketika anak sudah pernah mengonsumsi obat sirup dan takut akan kandungan etilen glikol didalamnya, orangtua diharapkan tidak panik. Hal yang harus dilakukan adalah mengingat kembali kapan anak mengonsumsi obat tersebut.

Apabila sudah lebih dari 1 bulan, anak masih sehat dan dapat menjalani aktivitas seperti biasa maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tetapi jika konsumsi obat masih dalam jangka waktu 1 atau 2 minggu maka orangtua dianjurkan untuk memantau tanda dan gejala yang dapat terjadi pada anak.

"Gejala yang bisa terjadi itu seperti mual, muntah, diare, kemudian perhatikan frekuensi buang air kecil dan warnanya," tutur Annette.

Baca juga: Pakar UI: Etilen-Dietilen Glikol pada Obat Sirup merupakan Cemaran Bahan Ini

Orangtua bisa memberikan anak cairan yang cukup. Jika muncul tanda dan gejala maka bawalah ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat. Kemasan obat yang diduga menjadi penyebabnya disarankan untuk dibawa agar petugas kesehatan dapat memeriksanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com