Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Dokter Undip: Orangtua Lakukan Ini

Kompas.com - 25/10/2022, 17:33 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus gagal ginjal akut masih terus menjadi perhatian banyak orangtua. Apalagi, jumlahnya semakin meningkat. Saat ini sudah ada 241 kasus gagal ginjal akut dan 141 di antaranya dinyatakan meninggal sesuai data Kemenkes per Senin (24/10/2022).

Adanya peningkatan gangguan ginjal akut tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertindak cepat.

Pertama, memberitahukan kepada seluruh orangtua untuk tetap waspada dan tidak panik, terutama ketika anak mengalami gejala yang mengarah pada penyakit gagal ginjal akut.

Baca juga: Obat Sirup Faktor Gagal Ginjal Akut Anak-anak, Ini Kata Dokter RS UMM

Kedua, memperhatikan beberapa obat anak-anak yang diduga kandungannya menyebabkan gagal ginjal akut.

Seperti jenis obat sirup yang mengandung Etilen Glikol (E), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) melebihi ambang batas.

Konsultan Nefrologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Muhammad Heru Muryawan ikut merespon hal tersebut.

Ia menuturkan kejadian baru berawal bulan Agustus 2022 dan menyerang anak berusia 0-18 tahun dengan jumlah kasus yang meningkat dan tersebar di sebagian wilayah di Indonesia.

Baca juga: Guru Besar UGM: Selain Obat, ada 3 Faktor Penyebab Gagal Ginjal Akut

Heru mengatakan, sebutan yang benar bukan gagal ginjal tetapi Gangguan Ginjal Akut (GnGA atau AKI) sedangkan yang saat ini Gangguan Ginjal Progresif Atipikal (gnGAPA atau AP-AKI).

“Tanda dan gejala utama adalah kencing berkurang baik frekuensi maupun jumlahnya. Dapat diawali tanda umum seperti diare, demam batu pilek. Yang terpenting adalah selalu menjaga masukan cairan total ke dalam tubuh anak," ujarnya dilansir dari laman Undip.

Cairan dapat berbentuk minuman dan makanan yang berkuah, kebutuhan cairan pada anak berkisar antara 50 – 100 cc/kg berat badan.

Cairan yang cukup membuat fungsi ginjal normal ditandai dengan pengeluaran kencing yang normal.

"Sedangkan untuk penanganan dini dengan memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan terdekat atau dokter terdekat” terang Heru.

Ia mengatakan hingga saat ini belum ada laporan makanan dan minuman sebagai penyebab Gangguan Ginjal Akut.

"Namun yang perlu diperhatikan adalah agar orang tua lebih perhatian kepada putra putrinya, tenaga kesehatan lebih waspada dan terus meningkatkan pengetahuan terhadap GnGA," tambahnya.

Ia juga meminta masyarakat tetap tenang, mampu memilih berita yang tepercaya di media.

"Institusi hendaknya memberikan edukasi tiada henti, dan berharap semoga Allah segera menghilangkan cobaan ini," jelasnya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak, Kemenkes telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022 bagi fasilitas kesehatan.

Yakni tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran SE Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan, fasyankes, dan organisasi profesi.

Untuk itu, jika ada orangtua yang mendapati anaknya mengalami ciri-ciri Gangguan Ginjal Akut, maka segeralah bergegas ke fasilitas kesehatan terdekat sesegera mungkin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com