Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alumnus ITS tentang FPSO Belanak: "Pabrik" LPG Terapung Pertama di Dunia

Kompas.com - 30/05/2022, 20:05 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak sumber daya alam (SDA) tidak terbarukan. Energi tak terbarukan ini berupa minyak dan gas bumi, batu bara dan berbagai mineral dan logam lainnya.

Agar bisa dimanfaatkan masyarakat luas, energi tak terbarukan ini perlu diolah terlebih dahulu.

Tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki tempat produksi LPG terapung pertama di dunia. Lokasinya berada di Belanak.

Floating Production Storage and Offloading (FPSO) adalah fasilitas berupa kapal yang digunakan untuk memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan minyak mentah dan gas alam dalam industri offshore mining.

Baca juga: 10 Jurusan Teknik Terbaik Indonesia Tahun 2022

FPSO Belanak suplai gas alam ke Malaysia dan Singapura

FPSO Belanak adalah fasilitas yang dioperasikan oleh perusahaan energi swasta yakni Medco E&P Indonesia.

Lead Engineering & Facility Integrity Medco E&P Indonesia Mohamad Khadafi mengungkapkan, FPSO Belanak beroperasi di Laut Natuna Selatan Blok B, dekat pesisir Semenanjung Malaysia dan Singapura.

Hal ini disampaikamn Khadafi dalam kuliah tamu Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (Himatekla) bertajuk FPSO Offloading and Facilities Maintenance.

"Oleh karena itu, FPSO ini adalah pengekspor utama gas alam ke Malaysia dan Singapura," kata Khadafi seperti dikutip dari laman ITS, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Jadwal dan Syarat Seleksi Mandiri UNY 2022, Ada yang Pakai Skor UTBK

Alumnus Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menjelaskan, FPSO Belanak merupakan kapal yang dirancang dan dibuat di galangan kapal dalam negeri, tepatnya di Batam.

FPSO Belanak pertama kali beroperasi tahun 2004. FPSO Belanak merupakan pertama di dunia yang memiliki kemampuan untuk mengolah Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Khadafi menjelaskan, FPSO Belanak dapat memproduksi empat jenis hasil offshore mining, yakni crude oil (minyak mentah), LPG, gas alam, dan Naphta (kondensat). Ekspor gas FPSO Belanak berkontribusi sekitar 30 persen dari impor gas alam Malaysia dan seluruh impor gas Singapura.

"Oleh karena itu, jaringan pipa FPSO Belanak tersambung dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura," terangnya.

Baca juga: 3 Gangguan Makan yang Kerap Diderita Remaja Menurut Dosen Unair

Banyak alumnus ITS kerja di industri lepas pantai

Untuk kebutuhan dalam negeri, semenjak tahun 2004 FPSO Belanak juga berkontribusi sebesar 30 persen untuk kebutuhan LPG Indonesia.

Namun, pada tahun 2016 produksi LPG di FPSO Belanak dicabut sehingga saat ini statusnya tidak menyuplai LPG untuk kebutuhan dalam negeri.

"Fasilitas pengolahan LPG tersebut sudah dicabut dan disimpan untuk digunakan di fasilitas produksi lain," tandas Khadafi.

Ia kerap menemui pelamar kerja di perusahaannya yang merupakan alumnus ITS, khususnya pada divisi FPSO. Oleh sebab banyaknya pelamar, maka ia pun ditunjuk sebagai penanggung jawab proses seleksi pelamar yang merupakan alumnus ITS.

Baca juga: PPDB Jabar 2022 Jenjang SMA/SMK: Syarat Khusus, Kuota dan Jadwalnya

Khadafi menambahkan, banyak alumnus ITS yang saat ini terjun dalam industri lepas pantai. Khadafi pun menekankan pentingnya memiliki koneksi dalam dunia kerja.

"Saya sendiri selama terjun dalam industri ini mendapatkan pekerjaan dari rekrutmen kolega proyek," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com