Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Hendra Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Kata Epidemiolog Unair

Kompas.com - 28/05/2022, 12:15 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Setelah surutnya kasus positif Covid-19, keberadaan penyakit akibat virus Hendra ditakutkan menjadi penyebab dimulainya babak baru pandemi.

Faktanya, walaupun jarang ditemukan pada manusia, angka kematian atau case fatality rate (CFR) yang terjadi tergolong tinggi yakni pada kisaran 50 persen.

Baca juga: Dosen Unair: Ini 3 Faktor Film KKN Desa Penari Tembus 8 Juta Penonton

Dengan fakta tersebut, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani memberikan saran dalam mencegah penularan virus Hendra.

Penularan virus Hendra ke manusia diawali dari reservoir alami virus yakni kelelawar yang menginfeksi kuda.

"Kotoran atau urine kelelawar yang jatuh pada rumput makanan kuda dapat menyebabkan kuda terinfeksi virus Hendra. Manusia dapat terinfeksi virus ini bila terpapar cairan atau droplet dari kuda yang terinfeksi virus Hendra," ucap dia melansir laman Unair, Sabtu (28/5/2022).

Laura mengatakan, penularan virus Hendra dari kuda ke manusia lebih mudah ketimbang kelelawar ke manusia.

Hal ini disebabkan, kuda dan manusia sama-sama makhluk mamalia.

Pencegahan virus Hendra

Karena telah diketahui penyebabnya, maka upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.

Baca juga: Mahasiswanya Ditangkap Densus 88, UB Buka Suara

"Juga khususnya kepada orang-orang yang memiliki kontak langsung kepada hewan ternak seperti kuda, harus menjaga higienitas dan sanitasi lingkungan hewan ternak," imbuh dia.

Mencuci tangan sebelum makan dan tidak menyentuh T-Zone di wajah juga menjadi upaya preventif yang diharapkan dapat dibiasakan.

Vaksin dari Virus Hendra memang sudah ditemukan, tapi hanya terbatas pada hewan.

Untuk itu, optimalisasi dapat dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi untuk menghindari penyebaran virus Hendra.

Virus Hendra bukan virus baru

Dia menjelaskan, virus yang berasal dari kelelawar Pteropus ini pertama kali diisolasi pada wabah tahun 1994 di Brisbane, Australia.

"Saat itu ditemukan kematian kuda dan manusia akibat virus ini. Setelah diselidiki lebih lanjut, virus Hendra bersifat zoonosis yang artinya bisa berpindah dari hewan ke hewan, maupun hewan ke manusia," jelas dia.

Baca juga: Mau Jadi Konten Kreator? Ini 4 Tipsnya dari Alumnus Unair

Kendati virus Hendra belum ditemukan kasus di Indonesia, dia menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dan mulai meningkatkan kebersihan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com