Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KGSB: Guru Perlu Intervensi Mencegah Pengunaan Gawai Berlebihan

Kompas.com - 15/05/2022, 10:02 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) dan Rumah Guru BK (RGBK) menggelar webinar "Remaja dan Gawai" pada Sabtu, 14 Mei 2022. Webinar bertujuan memberikan wawasan bagaimana mengedukasi siswa dalam penggunaan gawai yang tepat.

Webinar diikuti ratusan guru dan pengajar dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi di Indonesia serta Timor Leste dan menghadirkan dua narasumber: Nanda Rosalia (Sekretaris Prodi Sarjana Psikologi/Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya) dan Ana Susanti (Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara Kemendikbud Ristek)

Founder KGSB, Ruth Andriani dalam pemaparannya mengatakan, gawai tidak bisa kita lepaskan dari para remaja saat ini karena penggunaan gawai dan internet adalah bagian dari perubahan zaman yang tidak mungkin ditolak.

“Selama pandemi, penggunaan internet dan gawai menjadi semakin akrab di sisi remaja. Dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi juga menuntut para guru untuk turut memberikan edukasi kepada siswa agar bijak menggunakan gawai,” ungkap Ruth.

Dalam kesempatan sama, Nanda Rosalia menyebutkan bahwa sisi negatif gawai mendapat perhatian lebih banyak daripada sisi positifnya. Padahal bagi generasi sekarang, melakukan sesuatu tanpa bantuan gawai terasa menghambat.

Pemanfaatan teknologi dengan baik atau teknologi positif adalah pendekatan ilmiah dan terapan untuk meningkatkan kualitas pengalaman pribadi agar diri lebih sejahtera, memiliki kekuatan dan ketangguhan pribadi di masyarakat.

Manfaat teknologi bagi remaja

Setidaknya ada tiga pemanfaatan teknologi positif pada remaja, diantaranya yang pertama untuk kenikmatan hidup yang membuat diri merasa nyaman, senang, merasakan berbagai emosi positif. Contohnya mendengarkan musik favorit, bermain game dan sebagainya.

Kedua, pengembangan diri yang bertujuan untuk membuat diri merasa bermakna. Contohnya belajar via Youtube dan Google atau mengembangkan hobi dan keterampilan, e-training dan sebagainya.

Baca juga: Kurangi Kecanduan Anak pada Gawai, Mahasiswa UNY Inisiasi Permainan Tradisional

 

Ketiga, hubungan sosial untuk terhubung dengan orang lain atau komunitas, serta berpartisipasi dan berbagi. Contohnya bersosial media dan penggalangan dana sosial.

“Perubahan pada aspek fisik, kognitif, dan sosioemosional turut berdampak pada aspek sosial remaja. Pada hal ini, teman sebaya memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan keluarga," ungkap Nanda.

"Saat ini teknologi dan sosial media bahkan menjadi alat bagi remaja untuk mencari jati dirinya dengan cara menemukan lingkungan yang mereka anggap nyaman”, tambahnya.

Masih dalam paparannya, Nanda menyebut bahwa seorang guru wajib piawai memanfaatkan teknologi agar dapat membimbing siswa memanfaatkan teknologi positif dari gawai, seperti memberikan tugas yang menggunakan teknologi.

Banyak yang dapat dilakukan guru dalam memanfaatkan teknologi gawai. Misalnya dalam memanfaatkan sosial media, guru harus memahami sosial media yang hendak digunakan dan juga mudah untuk dipahami oleh semua siswa.

Guru modern tidak cukup hanya bisa menggunakan teknologi terbaru namun juga harus bisa membangun rasa senang belajar yang kemudian memunculkan daya pikir kritis dan jiwa kreatif siswanya.

Untuk itu menjadikan tugas guru untuk tetap memberikan human touch yang menjadikan anak anak tetap santun, berempati dan berjiwa sosial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com