Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Penyebab Anak Sulit Memahami Pelajaran dan Solusinya

Kompas.com - 10/05/2022, 13:12 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Kurangnya gizi, dehidrasi, kurang tidur, dan kebiasaan tidak sehat mempengaruhi kemampuan anak untuk fokus.

Kemampuan belajar sering kali dikaitkan dengan kekuatan penalaran atau ingatan. Tetapi fisik juga memainkan peran utama dalam mempelajari dan menginternalisasi pengetahuan dan keterampilan baru.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Jika orangtua ingin otak anak fokus dan berada dalam kondisi prima untuk belajar, orangtua perlu menjaga tubuh anak juga dalam kondisi prima.

Salah satunya dengan menerapkan pola hidup sehat, yakni istirahat cukup, memenuhi kebutuhan gizi, dan rutin berolahraga.

2.Pola pikir dan keyakinan memiliki pengaruh kuat pada pembelajaran

Dalam buku Mindset: The new psychology of success, yang ditulis oleh seorang psikolog Carol Dweck menjelaskan pengaruh sikap terhadap pertumbuhan.

Anak dengan pola pikir yang tepat, pada gilirannya akan menciptakan hambatan mental yang menghambat kemajuannya.

Sedangkan anak dengan pola pikir yang berkembang, memiliki keyakinan bahwa dapat meningkatkan kemampuannya melalui hasrat dan ketekunan, sehingga mampu belajar lebih keras untuk belajar serta meningkatkan kemampuannya.

Dalam hal ini, pengaruh orang tua sangat penting untuk memberikan dukungan pada anak, baik ketika anak sedang mengalami keberhasilan atau kegagalan.

Solusi selanjutnya, orangtua juga dapat menempelkan poster di dinding kamar anak yang menuliskan kalimat motivasi yang mengingatkannya untuk terus maju.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

3.Harapan yang tidak realistis membuat anak percaya bahwa ia adalah pembelajar yang lambat

Kapan pun anak mengambil keterampilan baru atau mempelajari materi pelajaran baru, tak jarang orang tua berasumsi bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

Namun, terkadang kenyataan adalah belajar membuat anak frustasi, stres, dan lambat. Sering kali orang tua melupakan kenyataan ini karena, sebagai orang dewasa, orangtua tidak sering masuk ke bidang baru yang tidak diketahui.

Sehingga, mungkin lupa bagaimana rasanya menjalani proses pembelajaran dari awal, dan beberapa banyak waktu dan energi yang dibutuhkan.

Penting diketahui bahwa belajar adalah proses jangka panjang. Beberapa anak bisa lebih cepat melalui tahap-tahap awal, tetapi kemudian melambat di kemudian hari.

Sedangkan bagi anak yang lain, justru sebaliknya, mereka belajar perlahan pada tahap awal tetapi lebih cepat pada tahap menengah dan lanjutan.

Intinya, awal yang cepat atau lambat bukanlah indikator yang tepat untuk menilai kemampuan anak sebagai pelajar.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Asam Lambung Tanpa Obat, Tips Kemendikbud

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com