Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bunuh Anak di Brebes Idap Gangguan Jiwa? Ini Kata Pakar UM Surabaya

Kompas.com - 25/03/2022, 11:36 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - KU, perempuan yang juga ibu dari tiga anak di Brebes, Jawa Tengah, berusaha membunuh 3 anaknya dengan menggorok lehernya saat subuh.

Ia bersikukuh, tindakannya dilakukan untuk mencegah anak-anaknya hidup susah dan sakit-sakitan seperti dirinya.

Video KU, yang ditahan di dalam sebuah sel dan menceritakan kisah pilunya langsung viral. KU hanya ingin kasih sayang dari suaminya, bebas dari rasa sakit akibat perbuatan ibunya dahulu, dan cemas masa depan keluarganya.

Baca juga: Perempuan Lebih Mudah Idap Gangguan Mental, Ini Penjelasan Pakar Unair

Banyak yang mengecam perbuatan sang ibu, namun juga ada yang menaruh empati dengan berbagai macam alasan.

Melihat kronologi peristiwa tersebut, pakar Kesehatan Jiwa Universitas Muhamadiyah Surabaya (UM Surabaya), Uswatun Hasanah menjelaskan persepsi masyarakat jika tindakan KU, masuk dalam kategori gangguan jiwa.

Uswatun menjelaskan gangguan jiwa merupakan gangguan pikiran, perilaku, perasaan yang termanifestasi dalam bentuk kumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna.

Serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi individu dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia.

“Banyak hal yang dapat menyebabkan individu mengalami gangguan kejiwaan diantaranya adalah fakor biologis seperti genetik dan trauma kepala,” ungkap Uswatun dilansir dari laman UM Surabaya.

Baca juga: Apa yang Membuat Seseorang Depresi? Ini Kata Dosen UM Surabaya

Faktor psikologis diantaranya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan atau yang biasa disebut pengalaman traumatis dan faktor sosial ekonomi.

Masalah-masalah kompleks tersebut terakumulasi dalam rentang waktu lama, kemudian muncul kembali karena paparan stressor yang ada di lingkungan sekitar.

Ungkapan KU yang kemudian viral di media sosial berkaitan dengan dirinya yang tidak gila, sudah dikurung sejak kecil, ingin disayang oleh suami, lalu sejak dari kecil banyak hal-hal yang tidak menyenangkan dia peroleh, tersimpan erat.

Ia mengatakan rasa sakit itu ia pendam selama puluhan tahun.

"Pernyataan langsung dari KU tersebut dapat diidentifikasi lebih lanjut sehingga kondisi kesehatan jiwanya dapat diketahui dengan tepat," tambahnya.

Baca juga: Psikolog UGM Ungkap Gejala Depresi dan Cara Mencegah Orang Bunuh Diri

Uswatun menjelaskan diagnosis gangguan jiwa tidak dapat ditegakkan dengan hanya melihat suatu kejadian sekilas, namun perlu dilakukan identifikasi dan pemeriksaan secara menyeluruh.

“Saya berharap KU dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait kondisi kesehatan mentalnya, sehingga nantinya tidak hanya mendapatkan penghakiman dari banyak pihak, namun juga perawatan yang tepat untuk pemulihan kondisi kejiwaannya,” tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com