Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Sejarah, Dosen Unpad: Musik Indonesia Bisa Kembali Mendunia

Kompas.com - 10/03/2022, 10:42 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Musik Indonesia pernah menorehkan catatan kejayaannya sejak era 1960-an.

Catatan ini menjadi refleksi bahwa industri musik Indonesia sangat berpotensi menembus pasar internasional.

Baca juga: Unpad Tambah 9 Guru Besar

Dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad), R. M. Mulyadi mengatakan, musik Indonesia telah membawa pengaruh bagi kebiasaan mendengarkan lagu pada masyarakat Malaysia.

Di era 1960 hingga akhir 1970-an, sekira 60 persen lagu-lagu yang diputar di Malaysia merupakan lagu Indonesia.

"Hal ini menjadikan habit bagi orang Malaysia dalam mendengarkan musik, mereka akhirnya terbiasa mendengarkan musik Indonesia," kata dia melansir laman Unpad, Kamis (10/3/2022).

Dosen yang akrab disapa Lucky ini menuturkan, selain produksi rekaman yang masif, kebijakan pemerintah saat itu dinilai menguntungkan industri musik Indonesia.

Kebijakan politik Presiden Soekarno yang melarang lagu-lagu barat, akhirnya mendorong lagu-lagu lokal berkembang.

Hal ini menjadi nilai tambah bagi industri musik Indonesia di era 60-an.

Baca juga: Pemilu Ditunda, Pakar Unair: Berakibat Buruk dan Panjang

Lucky yang pernah meneliti industri pop Malaysia memaparkan, berbeda dengan Indonesia, Malaysia tidak memiliki kebijakan seperti itu.

Apalagi, sudah banyak perusahaan rekaman asing yang beroperasi pada era tersebut. Praktis, kekuatan musik lokalnya tidak sekuat Indonesia.

Faktor lainnya, Indonesia pernah meminjamkan koleksi piringan hitam miliki Radio Republik Indonesia (RRI) ke Malaysia.

Hal ini yang membuat lagu-lagu Indonesia banyak diputar di negeri Jiran.

Di era Orde Baru, kendati kebijakan politiknya tidak seketat Soekarno, industri musik berhasil menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar di Indonesia.

Akhir 1970-an, banyak musisi yang "menyadari" untuk berkiprah sepenuhnya di industri musik.

Sejarawan musik ini memaparkan, sebelum akhir 1970-an, musisi belum dianggap sebagai profesi, tetapi hanya sebatas hobi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com