Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UM Surabaya: 3 Hal yang Harus Diwaspadai dari Varian Omicron

Kompas.com - 09/02/2022, 07:12 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan ini kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Tahun 2021 silam, Indonesia pernah mengalami puncak Covid-19 gelombang 2 akibat merebaknya varian Delta.

Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia pada awal tahun 2022 ini juga tak terlepas karena adanya varian baru dari Covid-19 yaitu varian B.1.1.529 atau varian Omicron.

Varian ini memiliki setidaknya 30 subtitusi atau perubahan asam amino, tiga delegasi dan satu insersi kecil.

Baca juga: LTMPT: Ada Tambahan Waktu bagi Sekolah Lakukan Finalisasi PDSS

Yang harus diwaspadai dari Covid-19 varian Omicron 

Mutasi pada varian ini dapat mempengaruhi tes diagnostic (target gen S) dengan daya penularan yang lebih cepat, dan daya netralisasi antibodi yang menurun.

Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) sekaligus dosen spesialis paru Fakultas Kedokteran (FK) Mohammad Subkhan menerangkan, studi epidemiologis varian Omicron dengan cepat menggantikan varian Delta sebagai varian yang mendominasi di suatu negara.

"Varian Omicron memiliki kemampuan bereplikasi sebesar 70 kali lipat lebih cepat pada sel saluran napas dibandingkan varian Delta," urai Mohammad Subkhan seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (9/2/2022). Menurutnya, varian Omicron harus diwaspadai karena beberapa faktor, antara lain:

1. Memiliki jumlah mutasi yang tinggi, termasuk pada protein spike

2. Berpotensi memiliki kemampuan dalam menghindari sistem imun yang lebih baik

3. Tingkat penularan yang lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

Baca juga: BBPOM Jakarta Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Laju replikasi virus bukan penentu tingkat keparahan

Subkhan menegaskan, ada tiga hal penting yang perlu ditelaah lebih lanjut mengenai varian Omicron yaitu:

  • Laju penularan
  • Tingkat keparahan yang ditimbulkan
  • Tata laksana dan efektivitas vaksin

"Selain replikasi yang lebih cepat pada sel saluran napas, studi oleh Chi-Wai dan kawan-kawan, juga menunjukkan bahwa varian Omicron bereplikasi 10 kali lebih lambat dibanding varian Delta pada sel parenkim paru," beber Mohammad Subkhan.

Dia menambahkan, hal ini mungkin mencerminkan tingkat keparahan Covid-19 akibat varian Omicron yang lebih dibandingkan varian Delta.

Namun perlu diingat bahwa tingkat keparahan Covid-19 tidak hanya ditentukan laju replikasi virus. Namun juga faktor lain misalnya respon imun host.

"Diagnosis Covid-19 dengan RT PCR digunakan untuk diagnosis primer. Untuk mendeteksi varian Omicron menggunakan RTPCR-SGTF dan Whole Genome Sequensing yang merupakan gold standar," imbuh dia.

Baca juga: KPP Mining Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com