Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Berbagi: Ini Aturan Bermain Anak Saat Pandemi

Kompas.com - 12/11/2021, 12:39 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski Corona belum berakhir, tetapi kasus Covid-19 sudah menurun. Banyak siswa yang sudah mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.

Tapi anak masih harus tetap diimbau untuk berada di rumah. Karena terus berada di rumah, anak menjadi bosan. Bahkan menimbulkan banyak beban bagi keluarga dan juga lembaga untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Melansir laman Ayo Guru Berbagi Kemendikbud Ristek, Kamis (11/11/2021) dijelaskan mengenai isu bermain anak saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Gerak Dasar Bermain Bola Voli

Dampak pandemi pada anak

Sebelumnya dijelaskan dampak pandemi bahwa anak tidak bisa melakukan interaksi sosial dengan teman-teman, karena mengerjakan seluruh kegiatannya di dalam rumah. Karena ini anak akan sering menggunakan gawai untuk mengatasi rasa kebosanannya di dalam rumah.

Dan juga ada anak yang stres karena selalu berada di rumah, hal ini tentu mengakibatkan anak:

  • tidak mandiri
  • gangguan perilaku
  • anak tidak bisa belajar dengan baik
  • perasaan anak cepat berubah
  • sulit untuk dinasehati

Disamping itu anak tidak menerima adanya aturan dalam bermain dan sulit untuk dinasehati. Hal ini dikarenakan anak terbiasa melakukan kegiatan sesuai keinginannya, orangtua dominan untuk menuruti permintaan dari anak.

Akibatnya anak menjadi manja, rasa ingin memiliki lebih besar dan tidak bertanggung jawab/tidak disiplin terhadap kegiatan yang dilakukannya. Tentu sepenuhnya tidak kesalahan dari orangtua, sebagai pendidik harus membimbing atau mengarahkan anak untuk menjadi lebih baik.

Apabila pendidik tidak kolaborasi dengan orang tua, ditakutkan apa yang telah dilakukan pendidik selama di sekolah sia-sia karena di rumah anak mendapatkan penanganan yang berbeda dari sekolah. Jadi perlu orangtua dan guru kolaborasi terhadap tumbuh kembang anak.

Baca juga: Ayah Bunda, Pahami 6 Tahap Bermain pada Anak

Pada masalah yang didapat, perlu pendidik untuk memberikan program/aktivitas bermain untuk mengarahkan anak dalam mendapatkan manfaat bermain terutama dalam hal rule’s atau aturan.

Tujuannya dalam adanya aturan adalah memberitahukan kepada anak mana perilaku yang baik/buruk dan memberitahukan kepada anak bagaimana perilaku yang baik itu.

Aturan bermain anak

Dalam menetapkan aturan dalam bermain perlu kesepakatan dengan anak, anak yang akan berpikir apa saja aturan dalam bermain jadi akan lebih bermakna oleh anak karena yang menciptakan aturan tersebut adalah anak.

Sebagai guru bukan hanya sebagai guru kelas tetapi pendidik. Maksudnya guru kelas itu adalah fokusnya pada penyelesaian mengajarnya jadi anak yang mengikuti aturan guru, tetapi dibandingkan dengan pendidik akan fokus pada pembangunan kualitas diri.

Jadi anak akan diperlakukan sebagai yang membutuhkan bimbingan dan arahan. Pendidik akan cenderung berusaha untuk mengenal anak satu per satu supaya pendidik akan tahu bantuan atau pengembangan yang dibutuhkan oleh anak.

Bermain merupakan aktivitas yang membuat hati seorang anak menjadi senang, nyaman dan bersemangat. Bermain diartikan sebagai suatu aktivitas yang langsung atau spontan.

Di mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, berbagai benda di sekitarnya dilakukannya dengan senang hati atas inisiatif sendiri menggunakan daya khayal, menggunakan panca indera serta seluruh anggota tubuhnya.

Baca juga: 6 Tips Memilih Alat Permainan Edukatif bagi Anak Usia Dini

Karakteristik bermain meliputi dilakukan oleh seseorang atau lebih tanpa ada unsur memaksa, dilakukan dengan fisik ataupun imajinasi, dilakukan untuk mendapatkan kesenangan.

Manfaat bermain

Bermain memiliki banyak manfaat, meliputi:

  • anak akan belajar kemandirian dan kedisiplinan
  • belajar pemecahan masalah
  • anak belajar adanya daya saing
  • belajar untuk menghadapi resiko
  • memperkuat fisik
  • mengembangkan kepribadian
  • belajar bermasyarakat seperti toleransi dan keteraturan

Dalam mengembangkan aktivitas bermain, ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. pendidik mampu untuk mengemas kegiatan bermain dengan nuansa pendidikan

2. memperhatikan cara yang digunakan oleh anak ketika bermain

3. memperhatikan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk anak bermain

4. memperhatikan tingkat keamanan dan kenyamanan bermain anak

Aturan dengan sosiodrama

Program bermain yang baik untuk meningkatkan keteraturan dan mendengarkan nasihat pendidik dengan sosiodrama. Karena dengan menggunakan bermain sosiodrama membuat anak melibatkan keaktifan anak yang akan menekankan pada tanggung jawab dan kerjasama yang berguna dalam bermasyarakat dengan jalur cerita yang didapat dari anak/guru.

Dengan menggunakan sosiodrama anak akan terlibat langsung dalam situasi dan memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah terhadap cerita tersebut. Jadi anak akan merasakan sendiri bagaimana akibat apabila tidak teratur dan tidak mendengarkan perkataan dari pendidik.

Baca juga: Orangtua, Seperti Ini Tips Merawat Anak Usia Dini

Guru juga perlu untuk melakukan pembiasaan seperti memuji tindakan anak tersebut apabila anak tersebut melakukan perilaku yang baik seperti mendengarkan guru, saling berbagi. Dengan hal itu, anak akan termotivasi dalam melakukan perilaku positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com